Rabu, 21 November 2012

KISAH MENYENTUH HATI


HIDAYAH ANGGOTA GANG MOTOR

Dari Fikar di KalTim
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb
Pendengar Nurani yang budiman
Hidup ini telah memberiku banyak arti, sehingga aku yang tidak tahu apa-apa soal agama, Alhamdulillah dengan berbagai proses mulai faham sedikit demi sedikit masalah itu.., aku jadi lebih memahami makna dari kata hidayah.., meskipun dengan semua itu aku harus menelan Pil Kehidupan yang teramat pahit.., yah..sangat pahit kurasakan..

Pendengar Nurani yang baik
Kuawali kisahku ini dengan perjalanan masa remajaku, aku yang terlahir dari keluarga yang serba  berkecukupan, begitu merasa bahwa hidup ini sangat nikmat, betapa tidak.., semua yang aku inginkan selalu tak berakhir mimpi semata, semuanya harus dan mesti menjadi nyata, apalagi aku adalah anak sulung dari 2 bersaudara saja, sebab selain aku, ada juga adikku yang usianya terpaut sangat jauh denganku, Sehingga tak sedikitpun membuat aku terhalang bila memiliki maksud dan keinginan2 tertentu, papi dan mami selalu berusaha menuruti kemauanku, dan semua proposal-proposal permintaanku selalu lolos seleksi,..ingin motor..dibelikan, ingin uang..dikasi.., bahkan terakhir aku mengajukan keinginanku untuk punya mobil inova juga hanya butuh waktu 2 pekan menanti akhirnya terwujud juga.., saat itu aku menjadi pribadi yang manja dan sangat susah diatur, mulai dari pergaulanku didunia luar hingga studiku tak satupun yang beres.., aku terjebak dalam kehidupan2 kelam bersama sahabat2 syetanku para penyuka dunia malam dan obat-2 terlarang, dikampuspun aku harus berulang2 kali di skors karena selalu berulah pada mata kuliah tertentu, bahkan yang paling tragis, akhirna entah dosen2ku sudah bosan melihat tampangku dikampus, aku resmi di DO pada saat masuk semester 5.., tapi aku sangat menikmati segalanya.., aku bahkanmerasa bersyukur lepas dari belenggu bangku kuliah formal yang begitu membosankan dengan dosen2nya yang sunggu menjenuhkan, meskipun aku tak bias memungkiri bahwa kedua orang tuaku sangat kecewa dengan kenyataan itu, harapan dan impian mereka untuk men-sarjana-kan aku akhirnya pupus ditengah jalan, dan aku pribadi telah menyatakan ketidak sanggupanku untuk mengenyam pendidikan dibangku kuliah lagi..
Pendnegar Nurani yang budiman
Begitulah duniaku saat itu, aku begitu sangat menikmatinya tanpa beban apapun, apalagi sampai takut akan dosa, teman2 bejatku satu gang juga selalu menguatkan aku untuk terus bermaksiat apabila aku telah berada pada titik jenuh untuk melakukan maksiat2 itu, mereka selalu memotivasi aku bahwa syurga dan neraka itu hanyalah dongeng para pendahulu2 yang sebenarnya tak pernah ada.., ibaratnya seperti kisah Cinderella dan aladin yang telah mendunia tapi sebenarnya adalah khayalan semata..dan lagi2 itu yg membuat aku hanyut kembali dalam dekapan syetan2 itu. Bukan hanya itu saja, tak jarang meskipun terlahir dari keluarga berada, aku sering terbawa arus dengan teman2 gengku untuk melakukan tindakan2 kriminalitas termasuk saat kelompok gang motor resmi dibentuk pada tahun 2006, prilaku2 bejat itu begitu telah melekat dalam hidupku dan aku begitu sangat menikmatinya..
Pendengar Nurani yang budiman
Hingga pada tahun 2007 diawal bulan januari, aku menikah dengan kekasih hatiku “meliana”, gadis blasteran jawa belanda yg kupacari sejak 2 tahun lamannya, gadis mualaf yang rela meninggalkan agamanya hanya untuk menikah denganku, hari-hari kami lalui dengan bahagia, meskipun aku sadari bahwa kebiasaan buruk itu masih melekat dalam diriku, namun sebagai seorang istri meliana selalu berusaha memahami aku, dia bahkan tidak pernah menuntut apa2 saat harus menyaksikan kebrutalan demi kebrutalan yang aku lakukan dengan sesama gangku, meliana juga selalu sabar menghadapi segala sesuatu tetantang diriku..,dan pasca pernikahan kami dulu, aku dan meliana masih tetap memlih tinggal dirumah orang tuaku, jujur meskipun mami dan papi sangat memanjakan aku, akan tetapi dalam hal ini mereka sangat menentang prilaku hina yg selalu aku perbuat, berbagai upaya telah mereka lakukan agar aku menyadari segala prilaku bejatku selama ini, bahkan papi 2x masuk RS karena sering shock mendapati aku yg tidak bias memberi kebahagian pada mereka dan malah sebaliknya selalu memberi tamparan menyakitkan buat mereka, namun lagi-lagi aku seolah tidak perduli dengan semua itu, meskipun jujur didalam hati kecilku masih terbetik rasa bersalah dan sedih mendapati semua itu, tapi..keberadaan teman-teman gangku yang membuat aku selalu lalai dengan perasaan itu, bahkan justru kebejatan prilakuku semakin menjadi-jadi, hingga suatu hari terjadilah peristiwa yang begitu membuatku sangat terpukul, peristiwa seolah seperti sebuah tamparan keras diwajahku yang membuatku seperti tersadar dari sebah lamunan dan mimpi yang teramat panjang, dimana saat aku sedang asyik2 menikmati pesta miras dengan teman2ku, aku dikabari oleh istriku bahwa papi meninggal dunia karena serangan jantung tiba-tiba, saat itu rasa bersalah begitu cepatnya merambat kerelug hatiku yg paling dalam, sebab aku yakin bahwa pasti penyebab meninggalnya papi adalah shock karena prilakuku yang tak pernah menunjukan tanda2 perubahan..hatiku sedih dan galau saat itu..aku jadi membenci diriku sendiri..., dengan perasaan hampa aku tinggalkan party miras itu dan meskipundalam keadaan mabuk alcohol aku memaksakan diriku untuk kembali kerumah dimana jenazahnya papi disemayamkan.., kulihat wajah-wajah keluargaku teruatam mami dan lainnya begitu sinisnya memandang aku saat tiba dirumah, seolah ada rona kemarahan terpampang diwajah2 mereka, menyadari hal itu aku berusaha menguatkan hatiku dan menundukkan wajahku dalam-dalam, berusaha bersembunyi dari tatapan2 sinis itu..sejenak kunadangi wajah papi yang sudah dalam keadaan pucat tak bernyawa itu, perlahan bayang2 kenangan pahit masa kecilku mulai menerawang menghiasi ingatanku, kenangan saat2 aku begitu dimanja oleh papi..saat2 aku selalu dilimpahi kasih saying yang tak pernah surut dari kedua orang tuaku, sejenak khayalan itu lalu beralih pada pertengkaran demi pertengkaranku dengan papi saat beliau mendapati prilakuku berubah 99% menjadi sosok anak yg susah diatur dan suka membangkang, tak terasa air mataku mulai menetes saat itu, serasa ada sebongkah penyesalan dating menghantam perasaanku..”ohh..papi.., maafkan fikar pap..maafkan anakmu yg durhaka ini” ujarku dalam hati sambil perlahan bulir2 bening mulai menutupi pandanganku, ingin rasanya aku berteriak saat itu seakan tak rela melepas papiku tercinta.., dalam sedu yg kutahan aku memeluk dan menciumi papi dalam-dalam..dan kemabli kurasakan kenakan saat2 masa kecilku yg selalu tertidur dalam dekapan kasih saying beliau..”tidak….tidak……..!!!, ini tidak mungkin.., papi belum meninggal..!!”, ujarku dengan suara meraung seolah seperti baru tersadar dari sebuah lamuanan panjang.., sesaat lamanya perhatian para paelayat teruju padaku..diantara mereka ada yg terhanyut dengan kesedihanku dan ikut menangis saat itu, namuk sebagian besar dari mereka justru memberikan cibiran dan measang wajah sinis padaku seolah2 menggambarkan bahwa papi meninggal gara-gara aku.., dan sesaat kemudian aku tak ingat apa2 lagi,,semua terasa gelap dan hitam pekat..aku jatuh tersungkur dalam jiwa yg tak sadarkan diri..
Pendengar Nurani yg budiman
Pukul 12 siang kudapati jarum jam yg berada didinding kamarku.., aku seolah terjaga dari tidur yg panjang, perasaanku saat itu seperti orang yg paranoid, kebingungan yg entah disebabkan oleh apa, namun tiba2 khayalanku kembali tertuju pada jenazah papi yg baru saja aku saksikan, perlahan aku berlari keruang tengah dimana jenazah papi dibaringkan, namun alangkah kagetnya aku ketika kudapati diruang itu hanyalah ruang hampa tak berpenghuni.., bahkan suasana rumah tersa begitu sangat sepi..”
dimana semua orang yg tadi begitu ramainya memadati rumahku..dimana mereka?”tanyaku dalam hati yg tidak menentu. Perlahan tapi pasti aku berlari menuju teras depan..namun yg aku dapati juga hanyalah ruangan yg sepi dan tak ada satupun orang disana?, lalu kemana orang2 itu?, kemana jenazah papiku disemayamkan?. Saat itu tiba2 akukemablidikagetkan oleh suara mami yg berteriak2 memanggil istriku
“meliana.., meliana?, tuh coba kau tangani dulu suamimu..dia kambuh lagi.., cepat.., mami pusing melihatnya..sudah hamper setahun lebih papinya meninggal tapi selalu masih dicari-cari..kayak orang gila aja..”ujar mamiku dalam kemarahannya yg ditahan2..dan itulah yg selalu kudengar dari mamiku disaat2 aku seperti orang linglung mencari2 papi.., entah mengapa..mami begitu marahnya padaku..bahkan selalu menyebut2 papi itu sudah meninggal steahun yg lalu..padahal yg aku ingat betul bahwa papi baru saja meninggal semalam. Dengan wajah pucat yg entah takut dimarahi mami, meliana perlahan2 mendatangiku yg kebingungan diteras depan.
“mas,,,, kambuh lagi ya.., ayo masuk kedalam.., nanti jadi perhatian orang lagi.., biasa kalau mas kambuh begini selalu jadi bahan perhatian orang terutama anak2 kecil..” ujar meliana padaku, dengan wajah bingung aku menolak untuk dipapahnya kedalam rumah.
“mel.., ada apa denganku mel..?, aku tidak gilakan?, aku waraskan mel?, kenapa orang2 selalu mengerumuni aku pada saat aku mencari2 papi?, bukankah memang papi semalam disemayamkan dirumah ini?” tanyaku pada meliana
“Mas.., papi itu sudah lama meninggal.., mas hanya kefikiran dengan perasaan bersalah mas.., dan mas harus sadari itu.., mas memang tidak gila..tapi mas seperti orang linglung yg dibebani oleh sejuta perasaan bersalah atas kematian papi sehingga mas selah merasa bahwa papi itu baru saja meninggal.., coba mas duduk dengan tenang dan cobalah untuk mengingat2 kembali peristiwa itu..”jawab meliana padaku, aku semakin termangu dibuatnya, namun tiba2 tak lama berselang datanglah 2 orang lelaki yg berpenampilan ustadz.., aku ingat..sebab setiap kali aku berteriak2 mencari2 papi pasti 2 orang ini selalu dating kerumahku, kupandangi wajah2 ustadz2 itu dan kusaksikan meliana mempersiapkan ruangan yg streil dari gambar-gambar sebab kedua ustadz itu akan mengobati aku..
“mas.., ini ada tamu, ustadz ahmad dan utsdz zain.., mereka ditelepon mami tadi untuk meruqyah mas.., mas tenang ya… “ujar meliana menengkan aku
“mari ustad..ruangan dan segala kebutuhannya telah siap..”tambah meliana sambil mempersilahkan kedua ustadz itu keruangan yg telah disiapkan oleh istriku..dan setelah itu aku menjalani pengobatan ruqyah itu..menurut penjelesan ustaz ahmad..ada jin kafir yg telah lama bersemayam dalam tubuhku, dan telah menguasai seluruh urat nadiku sehingga butuh waktu lama untuk menerapinya.., namun alhamdulilllah setiap selesai menjalani pengobatan itu fikiranku sellalu terasa tenang dan damai..bahwakan aku seolah2 menyadari dan mengingat seluruh rentetan peristiwa yg telah membwaku pada masalah ini…
Pendnegar nurani yg baik
Memasuki tahun baru masehi 2009 dengan perlahan penyakitku mulai sembuh, dan oleh iustadz ahmad dan teman2 lainnya aku selalu diajak kemajelis2 ilmu untuk mendapatkan siraman rohani, bahkan saking merasa damainya hatiku, aku mulai menyenanginya..aku bahkan dengan sadarnya meminta salah seorang ustadz untuk intens mengajariku baca tulis al-qur’an dan juga intens mengajari aku olmu2 syar’I, Alhamdulillah hanya butuh 2 bulan aku sudah bias membaca al-qur’an dan memahami sedikitnya ttg ilmu2 syar’I, girohku untuk mempelajari dan mengikuti halaqah2 ilmupun semakin bertambah, perlahan namun pasti aku mullai menanmkan nilai2 islma dalam diriku, sholat lima waktu tak lagi aku lalaikan.., pertemuan2 liqo’kupun tak pernah kualpakan…, Alhamdulillah dengan proses yg sangat singkat aku telah berubah menjadi seorang lelaki muslim yg 99% bertolak belakang dengan prilakuku yg dulu..akupun mulai menghidupkan sunnah rasul dalam diriku..memanjangkan jenggotku dan memotong celanaku agar tidak isbal lagi..bahkan oleh teman2 aku dimanahkun untuk mengikuti programn pendidikan da’I 1 tahun disebuah daerah dijawa..dan dengan semangatnya aku memenuhi amanah itu, dengan izin istri dan restu mamiku akupun berangkat menuntut ilmu syar’I program pendidikan da’I selama 1 tahun..dan Alhamdulillah pada masa itu aku lalui dengan semangat yg berapi2..tak sedikitpun waktuku kulewati dengan sia2 disana kecuali belajar dan terus belajar.., dan sebuah anugerah terindah buatku saat memasuki tahun terakhir masa pendidikanku di sekolah yg telah mencetak para da’I itu..hafalan qur’anku telah memasuki juz 17, itu berarti ada 13 juz lagi yg aku harus kejar sehingga aku bias benar2 hafal al-qur’an 30 juz, sejumlah haditspun Alhamdulillah aku telah simpan rapat dalam fikiran dan hatiku dan berusaha aku amalkan dalam dunia nyataku sehingga begitu kembali kedaerahku semua terasa begitu berbeda.., aku merasa seperti bayi yg baru terlahir kemuka bumi..aku merasakan begitu banyak yg berubah dalam diriku, dan oleh teman2 diorganisasiku, dengan bekal ilmu yg akudapatkan selama setahun itu, aku mulai diamanahkan tugas2 baru sebagais eorang dai..memegang beberapa liqo’ meskipun setiap harinya juga aku masih terus memuroja’ah semua pengetahuan dan hafalan2ku, akupun kembali meneruskan pengajianku dimajelis ilmu binaan ustdz ahmad yg dulu sempat terputus..
Pendengar Nurani yg baik
Begitulah aku saat itu..alhamdulillah aku diberikan oleh Allah nikmat hidayah yg luar biasa besarnnya..diselamatkan aku dari fitnah dunia yg hamper menyeretku pada sebuah penyesalan abadi.., dan aku sangat bahagia dengan semua itu.., akan tetapi ternyata tidak semua masalah2 hidup yg telah mampu aku keluar darinya.., sebab ada sebuah rasa sesak yg begitu mengganjal dihatiku.., manakala aku menyadari bahwa istriku meliana tidak bersedia menerima dakwahku, dia bahkan dengan terang2an menyampaikan keinginanya untuk tidak diinterfensi dalam hal keyakinan, padahal aku tidak pernah memaksanya sedikitpun untuk segera membenahi diri untuk menjadi muslimah sejati. Pada moment2 terntu aku selalu menyempatkan diriku untuk berbagi dengannya, share masalah agama dan memberikan pemahaman2 agama yg benar dalam dirinya..seba aku maklum dengan keadaannya yg memang terlahir dari keluarga nasarah dan baru memeluk islam pada tahun 2007 saat kuperistri, namun entah mengapa.., tak satupun dakwah fardiyahku masuk dalam dirinya..dan aku berusaha sabar menghadapinya..seba aku yakin hati2 hamba2nya ada dalam genggaman Allah..dan Allah lebih tahu pada siapa hidayah itu akan diberikan…
Pendengar Nurani yg budiman
Suatu pertengkaran hebat terjadi anatar aku dan meliana, disaat aku mengungkapkan keingananku untuk menjadikan ruangan bagian samping depan sebagai Taman Pengajian Al-Qur’an, meliana mencak2 tak setuju, bahkan dengan lantangnya dia memaki2 aku dengan nada suaranya yg begitu overnya.., sebagai seorang suami saat itu aku ingin seklai marah..tapi aku berusaha menahan luapan emosiku, aku berusaha sabar mengahdapi tabiat istriku.., sebab walau bagaimanapun meliana adalah wanita pilihanku dulu.., mamiku sendiri sering menasehati aku agar sabar dalam menghadapi meliana..bahkan pernah suatu hari ketika aku diundang menghadiri wlaimah salah seorang pengurus organisasku..aku sangat berharap agar meliana mau memakai busana muslimah yg syar’I untuk mendampingi aku saat itu..tapi pertengkaran hebatlah yg justru terjadi kala itu..dengan nada kasarnya meliana menghujaniku dengan makian2 khas kebangsaannya, aku sangat terpukul dibuatnya..”ya Allah.., berikan hidayah dan petunjukmu untuk istriku…”

“Mas fikar..kalau mas mau berubah menjadi lelaki muslim yg taat silahkan.., aku tidak melarangnya.., tapi jangan paksa aku dong untuk mengikuti mas fikar dan menggunakan busana muslimah seperti itu..itu aneh menurutku mas..sangat aneh..jadi aku mohon jangan paksa aku untuk menggunakannya..” pinta melaian padaku dalam kemarahannya
“mel.., mas bukan bermaksud memaksamu untuk semua ini.., tapi bukankah mell sekarang sudah menjadi seorang muslim.., apakah salah jika mas deikit menaruh impian agar meli bias memakai busana muslimah ini.., jujur..mas begitu cemburu saat menyadari bahwa aurat istri tercintanya harus menjadi bahan konsumsi umum, apalagi selama ini meli selalu menggunakanpakaian2 pendek dirumah…”selaku menimpalinya
“Aaahh..mas berlebihan deh..perasaan kebanyakn orang justru lebih senang jalan bergandengan tangan dengan istrinya yg anggun dan seksi.., bukanakah ini juga seleramu dulu mas..?” ujar meliana yg kembali membuatku sedikit tersentak, yg memang aku sadari bahwa dulu aku begitu tergila2 karena kecantikannya itu..
“tapi itu dulu mel..mas lebih ingin agar saat ini kau menjadimuslimah yg baik..yang seluruh kelebihan dalam dirimu hanya mas yg bias menikmatinya dan tidak dikonsumsi oleh banyak mata…, jujur mel..,as selallu merasa cemburu dengan semua itu, apalgi saat ini kita akan menghadiri acara pernikahan temannya mas..semua undangan yg dating pasti berbusana muslim dan muslimahmah..”pintaku memelas padanya..
“gak..pokonya aku bilang gak ya gak,,titik..kalau mas merasa malu ya udah..aku gak suah ikut,,masa bodoh juga ikut2 yg begituan..” ujar melianasambil berlalu dari hadapanku dan mengunci kamarnya, begitulah potret keluargaku saat itu, dan entah bagaimana caranya agar dia mau berubah sedikit saja..bahkan seringkali dia meminta cerai dariku saat2 merasa selalu kusenitl masalah ini..padahal yg aku iingat juga bahwa caraku tdk terlalukeras padanya, aku bahkan selalu bijak dan hikmah menyampaikannya, bahkan kuselipkan bahasa2 romantis yg kuharapkan mampu menggugah hatinya..
Pendengar Nurani yg budiman
Begitulah keluargaku..aku binging menghadapinya..aku sendiri tak tahu harus bersikap apa padanya..hingga memasuki tahun 2011 ini tak pernah ada perubahan dalam dirinya..pertengkaran demi pertengakran akibat berselisih pemahaman selalu menhiasi rumah tangga kami..haruskah aku bertahan dengannya dengan segala kondisi yg ada,,,atau haruskah aku menikah lagi?, apalagi hingga memasuki tahun ke 4 pernikahan kami Allah belum meberikan amanah buah hati pada kami…dan hingga saat ini masalahini masih terus menghiasi Rumah  tanggaku tanpa ada sedikit penyelesaian yg mampu menbjadi solusi akhir dari masalahini..taua mungkin iniadlah tantangan buatku sebgai seorang da’I baru yg baru saja menterjunkan diriku dalam medan dakwah ini..kepada teman2 dan pendengar setia nurani, aku memohon sumbangsi doanya untuk masalahku ini..sebelumnya aku ucapakan jazakumullahu khairan
Wassalam


0 komentar:

Posting Komentar

 
;