Kunikahkan Putriku dengan Mahar Cincin Besi Putih
Dari Pak Zabir di Samarinda
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb
Pendengar Nurani yang budiman, aku adalah seorang ayah
yang saat ini telah memasuki usia 58 tahun.., dari pernikahanku dengan istriku
Yuanita –Rahimahallah- kami dikarunia seorang putri yang anggun dan cantik
seperti ibunya, saat lahir kami memberinya nama -Rahma- , jujur, rahmah telah
melengkapi kebahagiaan keluarga kecil kami, apalagi di semarang aku dan ibunya
hanyalah seorang perantau dimana aku harus menuanikan kewajibanku sebagai
seorang PNS dengan penempatan kerja sampai ke Samarinda..dan Alhamdulillah aku
menikmati semua itu, bersama istri dan anak semata wayangku, kulalui hari-hari
bahagia kami disana, sebagai anak pertama dan belum memiliki adik, rahma begitu
kami perlakukan layakanya seorang princes, dimana setiap kebutuhannya selalu
terpenuhi dengan baik.., dan sebagai seorang ayah, yang memiliki tanggung jawab
penuh atas keluargaku, aku tidak segan2 memberikan apapun yang menjadi
kebutuhan keluargaku, terutama istri dan anak semata wayangku, yang aku tahu
saat itu, bahwa aku bekerja mencari nafkah semata2 untuk memenuhi kebutuhan dan
membahagiakan keluarga kecilku.
Alhamdulillah dengan perjalanan waktu, Rahma tumbuh
menjadi anak yang cerdas.., cantik dan anggun, dan yg membuat aku kagum
dengannya, meskipun diperlakukan layaknya seorang princes, tak sedikitpun
kulihat ada kecongkakkan dalam diri rahma, apalagi dihadapan teman sebayanya,
bahkan jiwa sosialnya begitu sangat kental sekali kulihat, aku bangga padanya…,
aku sangat berharap bahwa diusia dewasanya kelak, rahma akan tetap menjadi anak
yang sosialis dan dermawan, sebagai orang tua..aku pun mulai menanamkan sebuah
mimpi untuk masa depan putrid semata wayangku kelak…aku muali berangan2 bila
kami diberi usia yang panjang, maka aku akan berusaha semampuku untuk
menjadikan rahmah sebagai wanita terpandang dan memiliki jabatan tinggi dimasa
depannya nanti..akun mulai berandai-andai bahwa pria yang bias menikahinya
adalah pria yang harus memiliki kemapanan dari berbagai segi, agar anakku bias
mendapatkan kebahagian penuh dari suaminya, mengingat bahwa rahma tumbuh menjadi
anak yang sangat anggun…itulah mimpiku saat itu, mimpi seorang ayah yang
berharap kebahagiaan penuh yg akan dirasakan oleh putrinya, mimpi seorang ayah
yang menginginkan agar derajat keluarga dan anaknya akan semakin terangkat
dengan menjadikan putrinya sebagai wanita berkelas dihari depannya nanti.., dan
mimpi seorang ayah yang hidup diera modern saat ini…dan aku yakin mimpi itu
bias terwujud dan bias menjadi nyata apabila aku bersungguh2 memberi dukungan
padanya..
Pendengar Nurani yang baik
Berbagai upaya mulai aku lakukan.., apalagi ketika
rahma mulai memasuki masa remajanya, dan memang benar..subhanallah..keanggunan
dan kecantikan putriku semakin jelas terbias..dan aku yakin bahwa nilai dari
kecantikan dan keanggunannya itu akan sangat tinggi, apalagi disekolahnya rahma
juga tergolong anak yang cerdas.., meskipun tidak pernah meraih rangking satu
dikelasnya, tetapi peringkat ke- 2 dan 3 selalu disabetnya, dan bagiku ini
sudah lebih dari cukup.., sikap kedermawanan dan sosialnya rahmapun masih tetap
melekat dalam dirinya.., hingga suatu hari ketika rahma memasuki bangku kelas 2
SMP, dia memintaku untuk memindahkannya ke sekolah muslim (pesantren), ujarnya
suatu hari padaku sepulangnya dari sekolah :
“Assalamu ‘alaikum papa…”
“wa’alaikumussalam nak…baru pulang ya.., ayo sana
ganti bajumu dan segera makan.., tadi sebelum istirahat siang mamamu sudah
menyiapkan makan siang untuk kita..” selaku menimpali salamnya
“iya pak.., terima kasih…, oh ya pa.., papa lagi gak
sibukkan?, ada sesuatu yang mau nanda ngomongin sama papa.., pentiiinggg
skali…” ujar rahma lagi sambil tersenyum padaku…(Nanda adalah panggilan
saying kami kepada rahma)
“Hmmm.., soal apa sih..bikin papa penasaran aja..”
jawabku
“tapi papa gak sibukkan..?”
“tidak nak.., emang nanda mau ngomongin apa.., papa
siap dengar…”
“gini lho pa..nanda tuh inggiiiiinnn skali bias
berbahasa arab, trus ingin belajar banyak soal fiqih, aqidah dll.., nah.., bila
papa berkenan, untuk tahun ke tiga ini, nanda ingin dipindahin ke Pesantren
pa..please…nanda mohon pa..ya..ya….” ujar rahma padaku sambil memelas, sesaat
aku tertegun menyaksikan tingkah lakunya, aku sendiri bingung dan tak tahu
harus menjawab apa, namun perjalanan waktu membuat aku luluh dan mengabulkan
permintaan putrid semata wayangku, tentunya dengan sebelumnya meminta
pertimbangan dari ibunya.
Pendengar Nurani yang baik
Aku sangat bangga dengan prestasi yang dicapai oleh rahma, meskipun dia harus beradaptasi dengan lingkungan barunya dipesantren namun tak sedikitpun membuat nilai2nya merosot, bahkan menurut penuturan kepala sekolah, hanya dengan beberapa pecan saja, rahma sudah bias menyesuaikan diri dengen beberapa pelajaran agama tambahan yg sebelumnya tidak pernah dia dapatkan dibangku sekolah umum, dan prestasi2 itu yang membuat aku dan ibunya bangga dan bahagia padanya.., akan tetapi saying, kebahagiaan itu berangsur2 lenyap dan berubah menjadi kesedihan, mana kala memasuki pertengahan semester, -Yuanita- ibunya rahma meninggal dunia karena penyakit diabetesnya. Kuingat betul sehari sebelum ia meninggal, yuanita sempat berpesan padaku, bahwa dia meminta agar aku benar2 memperhatikan putri semata wayang kami, bahwa aku selalu diminta untuk membuatnya bahagia dan tersenyum serta memintaku utnuk berupaya sedapat mungkin menjadikan rahma sebagai orang yang berguna bagi banyak orang…dan pesan-pesan inilah yang selalu membayang-bayangi fikiranku, saat itu aku berjanji pada diriku sedniri insya Allah aku akan mengabulkan semua permintaan yuanita meskipun itu rasanya berat bagiku, dan dengan permintaan dari ibunya itupulalah yg membuat aku lebih menyayangi putriku.
Aku sangat bangga dengan prestasi yang dicapai oleh rahma, meskipun dia harus beradaptasi dengan lingkungan barunya dipesantren namun tak sedikitpun membuat nilai2nya merosot, bahkan menurut penuturan kepala sekolah, hanya dengan beberapa pecan saja, rahma sudah bias menyesuaikan diri dengen beberapa pelajaran agama tambahan yg sebelumnya tidak pernah dia dapatkan dibangku sekolah umum, dan prestasi2 itu yang membuat aku dan ibunya bangga dan bahagia padanya.., akan tetapi saying, kebahagiaan itu berangsur2 lenyap dan berubah menjadi kesedihan, mana kala memasuki pertengahan semester, -Yuanita- ibunya rahma meninggal dunia karena penyakit diabetesnya. Kuingat betul sehari sebelum ia meninggal, yuanita sempat berpesan padaku, bahwa dia meminta agar aku benar2 memperhatikan putri semata wayang kami, bahwa aku selalu diminta untuk membuatnya bahagia dan tersenyum serta memintaku utnuk berupaya sedapat mungkin menjadikan rahma sebagai orang yang berguna bagi banyak orang…dan pesan-pesan inilah yang selalu membayang-bayangi fikiranku, saat itu aku berjanji pada diriku sedniri insya Allah aku akan mengabulkan semua permintaan yuanita meskipun itu rasanya berat bagiku, dan dengan permintaan dari ibunya itupulalah yg membuat aku lebih menyayangi putriku.
Pendengar Nurani yang baik
Perjalanan waktu membawa kehidupan putriku pada sebuah
kemapanan, dimana usai menamatkan studinya di MTs, dan Madarasah Aliyah, sesuai
dengan permintaannya, dia melanjutkan kuliah di sebuah Universitas Muslim
dengan mengambil jurusan Hukum Islam, yg sejujurnya sebelumnya sempat aku
tentang, karena besar harapanku untuk menjadikannya seorang politisi dengan
mengambil jurusan Sospol, tapi mimpi itu kubuang jauh-jauh manakala ia
memaparkan padaku tentang alasannya mengambil jurusan itu, dimana dia ingin
mengetahui ilmu islam lebih dalam, dimana ia terlanjur mencintai semua yang
berhubungan dengan islam dan dengan mempelajari itu semua insya Allah akan
mengantarkannya pada sebuah keyakinannya untuk memeluk islam secara kaffah,
bukan setengah-setengah, entahlah..aku tidak tahu mengapa keangkuhanku selalu
luluh dihadapannya, padahal metode penyampaiannya bagiku terbilang biasa-biasa
saja, rahma juga pernah menyuguhkan sebuah buku yang dibukanya lebar2 dimeja
kerjaku, padahal aku tidak pernah memintanya, yah.., sebuah buku yang
begitu sangat menggugah perasaanku, sirah sahabat dan sahabiyah, dan usai
membacanya membuat nalarku semakin memahami berbagai argument dan alasan dari
putriku mengapa ia ingin sekali berislam secara sempurna.., pendengar, suatu
hari ketika memasuki semester duanya, tiba2 aku dapati rahma memakai
busana muslim yang menurutku sangat aneh dan tidak biasa dikenakannya, iya..,
setelah sebelumnya menyiapkan sarapan pagi untukku, aku melihatnya memakai
busana muslimah lengkap dengan penutup wajahnya, aku sih sebenarnya sering
melihat orang bercadar.., tetapi masih terlihat kedua bola mata mereka karena
cadar itu tidak menutup sepenuhnya wajah mereka, tetapi pagi itu aku melihatnya
ketika hendak kekampus dengan pakaian muslimah yang menutupi seluruh bagian
tubuhnya, bahkan selain cadar dia juga menggunakan sebuah kain hitam halus
menutupi seluruh wjahnya, aku sendiri sempat linglung dan kaget menyaksikan
semua itu karena menganggap bahwa ia bukan putriku melainkan sahabat
sekampusnya yg mungkin menginap bersamanya semalam, tetapi mendengar suaranya
saat mengucapkan salam pamit kekampus, aku baru tahu bahwa itu putriku, tak ada
kata2 yang dapat kuucapkan selain berdiri terpaku memandanginya yang telah
berlalu pergi, ingin sekali aku mengajarnya dan menghuajaninya dengan berbagai
pertanyaan dengan kemarahan yang mulai menghinggapi benakku, tetapi aku tak
bias mengejarnya karena ia telah berlalu dan menjauh dari rumah.., saat itu
perasaan didalam hatiku mulai campur aduk, kesal, marah dan kecewa dengan
perubahan putriku yang seolah mau berbuat apa saja tanpa meminta
pertimbanganku, karena tak bias mengejar dan menghakiminya, maka kuniatkan
untuk menantinya saat kembali dari kampusnya, dengan perasaan yang masih belum
menentu aku menghampiri meja makan, dimana disana telah disediakan oleh putriku
berbagai menu sarapan pagi ku, dengan lahapnya aku mulai menyantap masakan yg
telah tersedia saat itu, sempat aku merasa kagum dengan putriku, sebab meskipun
terbiasa dengan prilaku manja yg aku berikan, namun tak membuatnya terbuai dan
menjadi sosok gadis pemalas, aku kagum dengannya, sebab selain cantik, cerdas,
rahma juga adalah anak yg rajin, dan pandai memasak, seluruh sudut rumahpun
selalu tampil cantik dan rapi hasil kerja kerasnya, akan tetapi mengingat
perubahannya pagi tadi membuat rasa kagumku tiba2 hilang dan berganti dengan
amarah yang ingin sekali kuluapkan dihadapannya, hingga usai menyantap makanan
pagi itu, dan hendak mengambil minuman yang agak sedikit jauh dari tempat
dudukku, tiba2 aku melihat ada sebuah buku terbuka lebar disamping gelas
minuman yang telah disiapkan oleh putriku, sesaat jiwa kutu bukuku mulai
menyapa, sambil meraih gelas itu, akupun perlahan meraih buku yang
terbuka itu, kulihat dengan jalan lembaran yang terbuka itu adalah penjelasan
tentang Bab Keutamaan menutup aurat bagi muslimah, kulihat disampul depannya
buku itu bertajuk fiqih wanita, dan tak kubiarkan buku itu tergeletak begitu
saja, perlahan-lahan aku mulai membaca kata demi kata dan kalimat demi kalimat
dalam lembaran-lembaran yang telah terbuka itu, bulu kudukku semakin merinding
saat membaca isinya, ttg keutamaan bagi muslimah menutup aurat serta
ancaman-ancaman bagi mereka yang dengan sengaja mempertontonkan auratnya, saat
itu mataku mulai berkaca2..aku baru mengerti mengapa pagi ini putriku tampil
dengan muslimah yang syar’I, dan lagi-lagi keegoisanku luluh dengannya,
kemarahankupun mulai sirnah dibuatnya, apalagi membaca sebuah kertas kecil yang
diselipkan putriku pada lembaran itu..
“Assalamu ‘alaikum papa.., semoga Allah selalu
merahmatimu dan memanjangkan usiamu, hingga hidayah-Nya akan menyapamu suatu
saat.., sebelumnya nanada minta maaf pada papa, bila mulai hari ini ada yang
berubah dalam diri nanda tanpa izin dari pada.., jujur..tidak ada yang lebih
memotifasi diri ini selain keridhoan dari Allah Azza wajjallah, sehingga nanda
akan selalu terhindar dari fitnah dunia dan dijauhkan dari tipu daya
syetan, semoga niat tulus nanda ini juga akan beroleh ridho dari papa..,
salam saying dari putrimu-nanda-“
Mataku berkaca-kaca usai membca goresan tangan putri
semata wayangku itu, dan kemarahan dalam hatikupun perlaahan-lahan mulai
mereda, sebab aku sudah memahami dan mengetahui alas an dari perubahan putriku
saat itu, meskipun dalam hati kecilku selalu bertentangan dengan keinginanya,
sebab betapa diri ini ingin sekali menjadikannya seorang wanita hebat dihadapan
manusia, lalu bagaimana dia akan menjadi seorang PNS bila ia berbusana seperti
itu, atau bagaimana nanti pandangan masyarakat bila mengetahui ada caleg wanita
dengan penampilan seperti itu..ahh, ini mustahil..tapi disisi lain impian dari
putriku begitu mulia..haruskah aku menentangnya.., itulah gejolak hatiku yang
entah mulai ditunggangi oleh hasutan syetan yg terkutuk itu.
Pendnegar nurani yang baik
Disuatu hari lagi di penghujung tahun 2006, ketika
dibuka pengangkatan CPNS secara serentak diseluruh Indonesia, aku menyarankan
padanya untuk mengikuti seleksi itu, namun tak sedikitpun rahma meresponnya
selain sunggingan senyuman dan anggukan halus dari wajahnya, aku paparkan
keinginanku untuk melihat dia sukses menjadi seorang PNS, bahkan aku mulai
membujuknya untuk sedikit saja menyepakati keinginanku untuk melepaskan busana
muslimah yang dikenakannya setiap hari dan menggantinya dengan pakaiannya yg dulu,
busana muslimah seadanya dengan jilbab segitiga.., tapi lagi-lagi rahma tidak
memberi tanggapan yang berarti padaku selain senyuman dan sebarek
kesibukannya mengurusi semua pekerjaan rumah, hingga lagi-lagi mana kala
aku hendak keruang tengah menonton tayangan berita di TV, kembali kudapati
segelas minuman hangat dan sepiring gorengan ada dimeja disertai sebuah buku
yang terbuka lebar disamping hidangan itu..dan seperti biasa jiwa kutu bukuku
kembali terusik, jujur aku mmang hobi sekali membca, bahkan Koran-koran bekas
yang kutemukan dijalananpun tak kubiarkan menjadi penghuni sampah sebelum aku
membacanya, dan buku yang terbuka lebar siang itu menjelaskan tentang Manfaat
dan mudharat menajdi PNS, dengan seksama kubaca seluruh bab tentang itu.., dan
kembali kengkuhan sikapku yang terlalu memaksakan putriku menjadi seorang
PNSpun menjadi luluh.., tapi aku tidak habis fikir, mengapa rahma selalu
menjadikan buku2 koleksinya itu sebagai teman makan dan santaiku, apa memang
sengaja?, atau dia hanya sekedar lupa membawanya kekamarnya lagi setelah
membaca buku2 itu..?, dan kalau memang dia telah memahami setiap perbuatan dan
sikap yg dia tunjukan padaku, mengapa ia tak menjelaskannya secara langsung
dihadapanku?, atau, apa memang dia jadikan ini sebagai media dakwah untukku?,
karena dia telah mengenal tabiatku yg seorang kutu buku?, hmmm..benar2 sulit
dimengerti.., pendengar.., begitulah sikap rahma padak, tak pernah sedikitpun
dia mendakwahi diriku secara langsung, tetapi berbagai koleksi buku2 ttg
pengetahuan islamnya selalu dia letakkan ditempat2 strategis yang selalu aku
berada disana, sehingga tergelitiklah diriku utnuk mendekati, meraih dan membca
buku2 itu.
Pendnegar nurani yang budiman
hingga waktu jualah yang membawa putriku pada
kedewasaan hidup yang semakin mapan, dengan penampilannya sebagai muslimah,
telah ada 2 lelaki yang dating bermaksud meminangnya, aku tidak tahu apa
motifasi mereka, pertama seorang pria yang ngakunya kakak tingkatnya rahma yg 2
tahun sebelumnya telah tamat dan telah bekerja sebagai PNS di sebuah intansi
pemerintah didaerah kami, Dani namanya. Pria ini sebenarnya sangat bersahaja,
rapi dan sepertinya berpendirian kuat terhadap agamanya, Namun pria itu aku
tolak karena nilai nominal yang dibawanya untuk melamar putriku jauh dari standar
yang kuinginkan yaitu 45 juta, dan Dani tidak menyanggupi hal itu, 3 bulan
setlahnya dating lagi seorang lelaki paruh baya bersahaja dengan jenggot tipis
menghiasi dagunya yang tak lain adalah dosennya rahma, pria ini dengan
terang2an kutolak karena usianya terlalu tua untuk putriku, dan dari segi omset
pria ini hampir memasuki masa pensiunnya, dan aku yakin rahma juga sependapat
denganku saat itu, hingga suatu pagi, sehari setalah aku menolak pinangan pria
terakhir yang dating pada putriku itu, tiba2 putriku dating dengan wajah
kesedihan diwajahnya.
“kenapa kau nak..koq cemberut gitu..”
“maaf pak..nanda Cuma ingin tahu, alasan papa menolak
lamaran pria-pria itu ?”
“hmm..jadi itu yang membuatmu cemberut..gini lho
nak..kau itu gadis anggun, cantik, cerdas, rajin dan masih banyak
kelebihan yang kau miliki.., yah menurut pandangan papa kau adalah gadis yg
sempurna dengan semua kelebihanmu itu, maka..haruskah papa membiarkan begitu
saja kau menikah dengan sembarang pria yang tidak bias menyeimbangi kelebihanmu?,
tentu tidak nah..,kau tahu..sejak kecil papa telah membangun sebuah impian
besar untuk menajdikan seorang wanita terhormat sehingga tak boleh sembarang
pria dating melamarmu, apalagi samapi menikahimu.., jadi jelaskan..mengapa papa
menolak pria2 itu..?, alasan pastinya adalah bahwa 2 pria yg dating kemarin itu
belum memenuhi stadar keinginan papa..”jawabku ketus
“astagfirullah pak.., mengapa papa menajdikan tingakat
dan status ekonomi mereka sebagai standar penilaian utk menjadi suamiku..?,
begitu murahkah aku dimata papa sehingga papa menjadikan materi sebagai patoakn
utama untuk menerima pingan itu?, aku mohon pak.., aku ini putrimu, bukan
sebuah barang yang hargus dipatok dengan harga tertentu..”ujarnya menanggapi
argumentku
“Rahmah..kau bicar apa sih, semua ini papa lakukan
untukmu nak..”
"Papa..sejak kecil aku tidak pernah meminta
apapun pada papa.., semua keingnan papa tak satupun yg luput dari
lalaiku..semuanya kupenuhi, maka, izinkanlah aku meminta sesuatu pada papa..aku
tahu ini berat..tapi tak ada kebahagiaan yg bisa ...aku rasakan selama hidup
ini kecuali bila permintaanku ini dapat papa penuhi..." ujar rahma padaku
saat itu..
"apa itu nak.." tanyaku lagi
"Aku mohon sama papa.., Bila ada seorang pemuda sholeh datang padaku dengan segala kekurangan dan kelebihan yang dia miliki, maka aku minta pada papa terimalah pinangannya, apapun maharnya untukku.., meskipun hanya sebuah cincin berkarat yang tidak berarti dimata papa.., sebab bagiku..Cukuplah Kesholehannya yang bisa menjadi mahar bagiku..selebihnya aku tidak menginginkan yang lainnya..." jawab rahma padaku yang semakin membuat aku bingung....
Pendengar nurani yang baik
Hingga suatu hari datanglah seorang lelaki bersahaja
kerumahku, dari penampilannya memang pria ini bukan dari kalangan orang kaya..,
sebab pakaian yang dikenakannya hanya dari bahan sederhana, namun secara fisik
lelaki ini berpenampilan bersih dan rapi, aku sendiri belum pernah
melihat lelaki ini, baik dikampusnya Rahma maupun dikompleks ini, siapa dia
yaa..?, dengan perasaan masih penuh Tanya kupersilahkan masuk pria bersahaja
itu, kulihat didagunya tumbuh jenggot tipis yang menambah pancaran charisma
pria tersebut, hingga bebera saat kemudian..
“Maaf, siapa ya..?, koq saya baru lihat…, anak
baru ya dikompleks ini?” tanyaku
“I iya Om, saya baru 10 hari disini, silaturahim
kerumah tante yg rumahnya berada diujung gang ini.., nama saya farhan”jawabnya
sambil memperkenalkan diri.
“trus nak farhan ada perlu apa ya?, apa ada yang bias
dibantu?” tanyaku lagi
“Hmm..begini pak, sebebarnya maksud kedatangan saya
kesini adalah..untuk….untuk…melamar putrid bapak..”jawabnya lagi dengan sedikit
terbata-bata.
“Melamar Putriku?, maksudnya Rahma?, apa kau
mengenalnya?, ketemu dimana?, kamu teman kampusnya ya?” tanyaku dengan agak
sedikit kaget pada pria itu
“Ooh..saya tidak mengenal putrid bapak..saya juga
belum pernah mendengar apapun tentang keluarga ataupun putrid bapak…” ujarnya
menyela
“trus, kalau belum pernah bertemu dan kenal dengan
putriku, lantas kenapa kau berani melamarnya?, apa ini hanya guyonamu saja..?”
ujarku menimpali seruan farhan dengan nada agak sedikit keras karena
merasa bahwa dia sedang berguyonan saat itu.
“Ee..ee bukan bermaksud begitu pak, saya tidak ada
maksud berguyon..saya sedang berkata2 serius saat ini..insya Allah ini tulus
dari hati saya…” jawabnya lagi
“kau ini aneh.., tadi kau bilang belum pernah bertemu
dan kenal dengan putriku, trus katanya mau melamar putriku.., kalau bukan
berguyon lantas ini apa namanya..?, bagaimana kalau putriku jelek rupanya…?,
kau mau ambil resiko untuk tetap menikahinya?!!” ujarku dengan nada yg lebih
keras lagi..
“ee..maaf pak sebelumnya saya harap bapak tidak
tersinggung dan emosi dengan niat saya ini tapi demi Allah saya tidak pernah
ertemu dan mengenal putrid bapak, tapi niat untuk menikahinya juga bukanlah hal
yang main2 pak…insya Allah saya serius.., adapun persoalan wajah putrid bapak
yang cantik atau jelek itu adalah nomor sekian yang menjadi motifasi saya
dating ketempat ini untuk melamar putrid bapak” jelasnya padaku dengan berusaha
meredam emosiku
“Lalu, hal apa yang menjadi motifasi utamamu sampai
begitu berani dating dan melamar putriku, hahh?”tanyaku lagi
“Insya Allah motifasi utama saya dating dan melamar
putrid bapak saat ini adalah Lillahi ta’alaa, , jujur selama 10 hari saya
berada dikota ini, hampir setiap hari saya melihat putrid bapak lewat didepan
rumah tantenya saya tanpa ada mahrom yang menemaninya, dan dalam satu hari
sampai beberapa kali saya melihatnya melewati rumah saya tanpa ada mahrom yang
mendampinginya, baik anda sebagai bapaknya, saudara laki2nya atau suaminya..,
maaf sebelumnya, saya tidak bermaksud menceramahi bapak tetapi dalam
aturan syariat ini tidak benarkan seorang wanita bepergian keluar rumah tanpa
ada mahorm yang menemaninya, apalagi dalam sehari sampai beberap kali, dan hal
ini yang menyebabkan keprihatinan saya sehingga saya dating dan menyampaikan
niat baik ini, insya Allah kalau bapak berkenan, saya ingin menjadi mahromnya
dan akan selalu menenmani dan mengantarnya kemana saja yang dia inginkan selama
itu untuk ummat dan kebaikan, sehingga putrid bapak akan terhindar dari fitnah
dan tipu daya syetan karena telah ada mahrom yang mendmpinginya kemana saja..”
ujar farhan dengan nada tegas dan bersahaja, sesaat aku terdiam menatap wajah
pemuda ini sambil menelaah kalimat demi kalimat yang disampaikannya, sesaat
akupun teringat prmintaan putriku yang begitu merindukan calon pendamping hidup
yang soleh untuk menjadi imamnya dan keluarganya, apakah pemuda ini adalah pria
yg tepat untuknya? “tanyaku dalam hati
“Hmm..bila memang niatmu itu tulus.., berapa
kemampuanmu dalam memberikan mahar dan uang nikah buat putriku?, asal kau tahu,
rahma adalah gadis yang baik, insya Allah sholehah, cerdas dan masih banyak
lagi kelebihan yang dia miliki…” ujarku mempresentasikan putriku dihadapan pria
tersebut.
“Subhanallah.., saya bangga dengan putrid bapak…,
semoga Allah senantiasa meng-istiqamahkan beliau, akan tetapi begitu murahkah
harga dari seorang yang berahlakq baik dan mulia seperti beliau?, sehingga
bapak masih mengukur keberadaannya dengan materi dan nilai mata uang?, pak..,
keimanan dan kesholehan seseorang itu sebenarnya tidak ternilai dengan bentuk
materi apapun, bila putrid bapak diibaratkan emas dan permata, maka ia adalah
emas dan permata yang bersumber dari syurga, yang tidak bias ternilai dengan
jenis materi apapun yang ada didunia ini, jadi untuk semua itu.., bila bapak
berkenan, maka sayapun ingin member mahar kepada putrid bapak dengan mahar yang
tidak ada nialinya didunia ini…” terangnya lagi padaku
“Wahh…, maharnya apa nak..?, koq sampai tidak ternilai
dengan materi apapun..?, pasti mahal harganya?” jawabku dengan penuh semangat
“Hmm.., insya Allah untuk seorang wanita solehah
seperti putrid bapak, saya ingin mempersembahkan keimanan dan ketaqwaan saya
sebagai mahar untuknya meskipun sebagai manusia biasa saya sendiri tidak
bias mengukur kadar iman itu dalam diri ini, tapi insya Allah saya akan selalu
berdiri tegak dijalan Rabbku hingga akhir hayat ini, selain itu juga saya ingin
memberi sebuah cincin besi putih tua yang saat ini sedang melingkar dijari saya
untuk beliau.., semoga bapak dan putrid bapak berkenan.., hanya itu pak yang
saya mampui..” ujar farhan dengan wajah menunduk sambil memperlihatkan cincin
putihnya kepadaku, menyaksikan semua itu aku semakin terpaku..ada perasaan lain
yang berkecamuk dalam hatiku, haruskah aku mengihlaskan putriku menikah dengan
pria ini?, sementara pria ini bukanlah siapa2 dan tidak memiliki apa2 selain
iman dan sebuah cincin tua yang melingkar dijarinya…akhirnya dengan berbagai
pertimbangan, aku meminta pemuda itu untuk kembali satu pecan kemudian, sambil
member alas an bahwa begitu dia dating lagi maka jawaban atas permintaannya
tersebut sudah ada.
Pendengar Nurani yang budiman
Usai bertemu dengan farhan saat itu.., perasaanku
semakin tidak menentu, aku tidak tahu apakah aku harus menuruti egoku dengan
menolak pinangan itu atau tidak.., tetapi disisi lain putriku begitu mendamba
hadirnya suami sholeh untuk menemaninya..ya Allah berikan jalan yang terbaik
buat masalahku ini…
Pendengar, untuk pertama kalinya aku mengadu kepada
Rabbku tentang masalah ini dan berharap apapun yang terjadi dengan keputusan
yang aku ambil ada campur tangan Allah didalamnya.., hingga akhirnya kubulatkan
tekadku untuk menerima lamaran pria bernama farhan itu untuk putriku. Waktu
terus bergulir..akhirnya sepekan itu berlalu juga dan hari yang telah aku
janjikan itu dating juga..disaat hati ini telah ikhlas menerima kehadiran
farhan yang kunilai adalah pemuda biasa yang tidak punya apa2 selain
keimanannya, ternyata Allah menunjukan sesuatu yang luar biasa padaku dihari
itu, mana kala farhan berkunjung kerumah menagih janjiku dengan membawa orang
tuanya, alangkah kaget dan takjubnya aku ketika tahu bahwa farhan adalah anak
tunggal seorang pengusaha kaya dari Jakarta, dan pewaris tunggal dari
perusahaan milik orang tuanya itu, dan kuatahu juga bahwa farhan adalah seorang
ustd yang telah menyelesaikan studinya di sebuah Universitas di timur tingah..,
subhanallah..memang benar..ketika kita mengejar dunia, maka akhirat tidak akan
ikut bersamanya, akan tetapi ketika kita mengejar akhirat maka duniapun akan
secara otomatis ikut didalamnya..
Pendengar Nurani yang budiman
Akhirnya setelah melalui proses yang syar’I, resmi
sudah putriku menjadi istrinya farhan..dan Alhamdulillah farhan menepati
janjinya..kulihat ada raut kebahagiaan terpancar dari keluarga kecil mereka..,
hanya doa yang bias aku ucapkan semoga mereka bahagia dunia dan akhirat..,
aamiin…
Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb
NB : Kisah ini kutulis sebagai bentuk ucapan terima
kasih kepara Rabbku yang telah memberiku Hidayah-NYA hingga saat ini, dan
kepada putriku juga menantuku yang Alhamdulillah dengan izin Allah melalui
tangan merekalah hidayah ini menyapaku. Semoga bermanfaat..!!!
0 komentar:
Posting Komentar