MEMPERKIRAKAN
PH
LARUTAN
Larutan Lengkap:
1.
Topik
2.
Tujuan
3.
Tempat/Tanggal praktikum
4.
Teori
5.
Alat / Bahan
6.
Cara Kerja
7.
Pengamatan
8.
Pengolahan Data
9.
Kesimpulan
10.
Saran
11.
Daftar Pustaka
Pembimbing Praktikan Kelompok
Praktek 1
Topik :
MEMPERKIRAKAN pH LARUTAN DENGAN BEBERAPA INDIKATOR
Tujuan : Untuk menentukan pH larutan
dengan beberapa indikator
Tempat/Tanggal praktikum : Laboratorium kimia SMA
Negeri 1 Sinja/Tanggal 3 Februari 2012
Teori :
Untuk
mengetahui harga pH suatu larutan dapat dilakukan dengan menggunakan pH-meter atau
indikator. pH meter adalah alat alat pengukur pH dengan ketelitian yang sangat
tinggi. Sedangkan,indikator adalah suatu zat yang warnanya berbeda-beda sesuai
dengan konsentrasi ion hidrogen. Indikator umumnya merupakan suatu asam atau
basa organik lemah yang dipakai dalam larutan yang sangat encer.
Asam atau basa indikator yang tidak terdisosiasi
mempunyai warna yang berbeda dengan hasil disosiasinya,sehingga memudahkan
praktikan dalam menentukan apakah larutan tersebut bersifat asam atau bersifat
basa. Berikut adalah beberapa jenis indikator yang sering digunakan:
No
|
Indikator
|
Perubahan Warna
|
Trayek pH
|
1
|
Metil
jingga (MO)
|
Merah ke
kuning
|
3,1-4,4
|
2
|
Metil
merah (MR)
|
Merah ke
kuning
|
4,2-6,2
|
3
|
Lakmus
|
Merah ke
biru
|
4,5-8,3
|
4
|
Bromtimol
biru (BT)
|
Kuning ke
biru
|
6,0-7,6
|
5
|
Fenolftalein
|
Tak
berwarna ke merah ungu
|
8,0-9,6
|
Selain indikator di atas,larutan asam dan basa
dapat ditentukan dengan menggunakan bahan-bahan alami yang berwarna seperti
kunyit,bunga sepatu merah,kulit manggis,dan lain-lain. Misalnya saja untuk
kulit manggis yang berwarna ungu pada kondisi netral akan berubah menjadi merah
kecokelatan dalam larutan asam dan biru kehitaman dalam larutan basa.
Dalam
percobaan ini, diharapkan dapat memperkirakan pH larutan yang tidak diketahui
harga pH-nya, yaitu larutan A, B, C, D dengan menggunakan indikator metil
merah, metil jingga, BTB, dan PP.
Alat
Tabung reaksi 16 buah dan rak (dapat diganti
dengan dengan pelat tetes),pipet tetes
buah.
Bahan
Kertas lakmus warna merah dan biru,larutan A,B,C,D,air
sumur,dan air sungai.
Cara Kerja
1.
Ambillah sepotong kertas lakmus merah dan biru,
kemudian tetesi kertas lakmus tersebut dengan larutan A,B,C,D,catat warnanya.
2.
Sediakan
4 tabung reaksi dan isikan masing-masing 3 mL larutan A. Tambahkan 2 tetes larutan
indikator pada :
·
Tabung-1
dengan metil jingga
·
Tabung-2
dengan metil merah
·
Tabung-3
dengan BTB
·
Tabung-4
dengan PP
3.
Catat
hasil yang diperoleh pada tabel pengamatan.
4.
Lakukan
percobaan seperti di atas terhadap larutan-larutan yang lain
Hasil Pengamatan :
NO
|
Larutan
|
Lakmus Merah
|
Lakmus Biru
|
|
1
|
A
|
Warna indikator
|
Merah
|
Biru
|
|
|
Harga PH
|
|
|
2
|
B
|
Warna indikator
|
Biru
|
Biru
|
|
|
Harga PH
|
|
|
3
|
C
|
Warna indikator
|
Biru
|
Biru
|
|
|
Harga PH
|
|
|
4
|
D
|
Warna indikator
|
Merah
|
Merah
|
|
|
Harga PH
|
|
|
5
|
E
|
Warna indikator
|
Biru
|
Biru
|
|
|
Harga PH
|
|
|
NO
|
Larutan
|
Metil Jingga
|
Metal Merah
|
BTB
|
PP
|
Perkiraan PH
|
1
|
A
|
Merah
|
Merah
|
Kuning
|
Tak Berwarna
|
|
2
|
B
|
Orange(Jingga)
|
Kuning
|
Biru
|
Ungu
|
|
3
|
C
|
Orange(Jingga)
|
Kuning
|
Biru
|
Tak Berwarna
|
|
4
|
D
|
Merah
|
Ungu
|
Kuning
|
Tak Berwarna
|
|
5
|
E
|
Orange(Jingga)
|
Kuning
|
Biru
|
Tak Berwarna
|
|
Pengolahan Data :
Larutan A:
kertas lakmus biru-merah (asam)
kertas lakmus merah-merah
(netral)
Larutan B: kertas
lakmus biru-biru (netral)
kertas lakmus merah-biru
(basa)
Larutan C: kertas
lakmus biru-biru (netral)
kertas lakmus merah-biru
(basa)
Larutan D: kertas
lakmus biru-merah (asam)
kertas lakmus merah-merah
(netral)
Larutan E: kertas
lakmus biru-biru (netral)
kertas lakmus merah-biru
(basa)
Kesimpulan
Saran
Praktek 2
Topik :
Menentukan Konsentrasi HCL dengan titrasi larutan NaOH 0,1 M
Tujuan : Untuk menentukan
konsentrasi asam klorida
Tempat/Tanggal Praktikum : Laboratorium SMA Negeri 1
Sinjai/Tanggal 7 Februari 2012
Teori :
Reaksi Penetralan
Senyawa
HCl di dalam air terionisasi menghasilkan ion H+ yang memberikan
sifat asam pada larutan tersebut. Senyawa NaOH di dalam air akan terurai
menghasilkan ion OH- yang memberikan sifat basa pada larutan
tersebut. Reaksi penetralan adalah reaksi antara sebuah ion H+ dan
sebuah ion OH- membentuk sebuah molekul H2O. Ion Na+
dan ion Cl- dalam larutan tetap berada dalam bentuk ion, akan tetapi
bila air yang terbentuk dalam reaksi itu diuapkan maka akan tertinggal kristal
NaCl (garam). Oleh karena itu, reaksi ini sering disebut juga reaksi
pembentukan garam atau reaksi
penggaraman. Reaksi tersebut dapat dituliskan dalam berbagai bentuk, yaitu
:
a.
Reaksi
molekuler
HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H20(l)
b.
Reaksi
Ion
Pada reaksi ini ditunjukkan keadaan
masing-masing molekul dalam larutan yang sebenarnya mengalami ionisasi.
H+(aq) + Cl-(aq)
+ Na+(aq) + OH-(aq) Na+(aq) +
Cl-(aq) + H2O(l)
Oleh karena ion Na+ dan Cl- tidak
mengalami perubahan, maka dapat dihilangkan, sehingga reaksi ion bersihnya
menjadi :
H+(aq)
+ OH-(aq)
H20(l)
Bagaimana harga pH
larutan bila larutan asam dan basa dicampur atau direaksikan. Dengan
menggunakan indikator universal dapat diikuti perubahan pH bila asam
direaksikan dengan basa sedikit demi sedikit.
Dalam percobaan ini
akan dipelajari reaksi antara larutan asam dan larutan basa.
Alat
Gelas kimia 100 cm3, silinder ukur 25 cm3, cawan
porselen, lampu spiritus, kawat kasa dan kaki tiga, corong, pipet tetes,
pengaduk, sel konduktivitas atau pipa U, elektrode karbon, kabel, dan baterai
6 V.
Bahan
Larutan HCl 2 M, larutan NaOH 0,1 M, indikator universal, kertas lakmus
merah.
Cara
Kerja
1.
Campurkan
25 mL larutan HCl 2 dengan 25 mL larutan NaOH 0,1 M di dalam gelas kimia.
Ujilah dengan kertas lakmus merah (kertas lakmus tersebut menjadi biru)
2.
Tambahkan
ke dalam campuran tersebut HCl 2 M tetes demi tetes, sambil diaduk sampai
kertas lakmus biru berubah menjadi merah.
Hasil Pengamatan:
TABEL LARUTAN
HCL dengan LARUTAN NaOH 0,1 M
Percobaan
|
Volume HCl yang dititrasi
|
Volume NaOH yang digunakan
|
1
|
10 ml
|
15 ml
|
2
|
10 ml
|
15 ml
|
3
|
10 ml
|
12 ml
|
Pengolahan Data :
Kesimpulan :
Saran :
Praktek 3
Topik :
Menentukan kadar asam cuka
Tujuan :
Menentukan kadar asam cuka pasar
Tempat/Tanggal Praktikum : Laboratorium kimia SMA
Negeri 1 Sinjai/Tanggal 10 Februari 2012
Indikator : Menentukan
kadar larutan asam dengan titrasi
Teori :
Salah
satu aplikasi stoikiometri larutan adalah titrasi. Titrasi asam basa adalah
suatu prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu larutan asam/basa berdasarkan
reaksi asam-basa. Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan
larutan basa yang sudah diketahui kadarnya, dan sebaliknya kadar suatu larutan
basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui
kadarnya. Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volum larutan dikenal dengan
istilah titrasi volumetri.
Pengukuran volum diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan alat-alat
standar misalnya, buret dan pipet volumetri.
Titrasi
yang melibatkan reaksi antara asam dengan basa dikenal dengan istilah titrasi asam basa atau asidi alkalimetri. Secara teknis
titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit dan bahkan tetes
demi tetes larutan basa melalui buret, ke dalam larutan asam dengan volum
tertentu yang terletak dalam labu erlenmeyer sampai keduanya tepat habis
bereaksi yang ditandai dengan berubahnya warna indikator. Tepat pada saat warna
indikator berubah, penambahan (titrasi) dihentikan dan volumnya dicatat sebagai
volum titik akhir titrasi. Larutan
basa yang diletakkan dalam buret disebut dengan larutan penitrasi.
Indikator
yang digunakan pada titrasi asam basa adalah indikator yang mempunyai trayek
perubahan warna pada pH sekitar 7, sebab pada saat asam kuat dan basa kuat
tepat habis bereaksi pH larutan sama dengan 7.
Perubahan
warna indikator yang menandai tepat habisnya kedua larutan yang bereaksi tidak
selamanya tepat seperti perhitungan secara teoretis. Volum larutan penitrasi
yang diperoleh melalui perhitungan secara teoritis disebut titik ekivalen. Perbedaan volum titik akhir titrasi dengan titik ekivalen
disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh
pemilihan indikator, jika indikatornya tepat, maka kesalahan titrasinya kecil.
Untuk
menguji mutu cuka dapat dilakukan dengan titrasi
Alat
Buret (atau dapat diganti dengan silinder ukur 50 cm3.),
labu erlenmeyer 100 cm3, pipet tetes, gelas kimia 200 cm3,
labu takar 100 cm3, corong, pipet volumetri 10 cm3 atau
pipet gondok 10 cm3
Bahan
Asam cuka yang akan Anda selidiki (beberapa
merek), larutan NaOH 0,100 M, indikator PP
Cara Kerja
1.
Catat
merek cuka yang akan di tentukan kadarnya. Kemudian ambillah dengan pipet
volumetri sebanyak 5 mL, masukkan ke dalam labu takar 100 cm3 dan
kemudian tambahkan akuades sampai tanda batas.
2.
Ambillah
larutan cuka yang telah diencerkan ini sebanyak 25 mL, masukkan ke dalam labu
erlenmeyer dan tambahkan 2 tetes indikator PP
3.
Titrasi
larutan ini dengan larutan NaOH 0,100 M. Hentikan titrasi apabila larutan sudah
berubah warnanya menjadi merah jambu.
4.
Lakukan
titrasi 3-4 kali sampai di dapatkan minimal 2 hasil yang relatif tetap (sama).
5.
Hitung
kadar asam cuka tersebut dengan menganggap cuka murni mempunyai molaritas 17,4
M.
Hasil Pengamatan :
Percobaan
|
Volume Cuka Yang Dititrasi
|
Volume NaOH Yang Digunakan
|
1
|
25 ml
|
64 ml
|
2
|
25 ml
|
65 ml
|
3
|
25 ml
|
64 ml
|
Pengolahan Data :
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar