Sabtu, 03 November 2012
MEMPERKIRAKAN
PH LARUTAN
Larutan Lengkap:
1.       Topik
2.       Tujuan
3.       Tempat/Tanggal praktikum
4.       Teori
5.       Alat / Bahan
6.       Cara Kerja
7.       Pengamatan
8.       Pengolahan Data
9.       Kesimpulan
10.   Saran
11.   Daftar Pustaka


               Pembimbing                                                                   Praktikan Kelompok




                             Praktek 1     
Topik                                                  : MEMPERKIRAKAN pH LARUTAN DENGAN BEBERAPA INDIKATOR
Tujuan                                                 : Untuk menentukan pH larutan dengan beberapa indikator
Tempat/Tanggal praktikum         : Laboratorium kimia SMA Negeri 1 Sinja/Tanggal 3 Februari 2012
Teori :
                Untuk mengetahui harga pH suatu larutan dapat dilakukan dengan menggunakan pH-meter atau indikator. pH meter adalah alat alat pengukur pH dengan ketelitian yang sangat tinggi. Sedangkan,indikator adalah suatu zat yang warnanya berbeda-beda sesuai dengan konsentrasi ion hidrogen. Indikator umumnya merupakan suatu asam atau basa organik lemah yang dipakai dalam larutan yang sangat encer.
Asam atau basa indikator yang tidak terdisosiasi mempunyai warna yang berbeda dengan hasil disosiasinya,sehingga memudahkan praktikan dalam menentukan apakah larutan tersebut bersifat asam atau bersifat basa. Berikut adalah beberapa jenis indikator yang sering digunakan:
No
Indikator
Perubahan Warna
Trayek pH
1
Metil jingga (MO)
Merah ke kuning
3,1-4,4
2
Metil merah (MR)
Merah ke kuning
4,2-6,2
3
Lakmus
Merah ke biru
4,5-8,3
4
Bromtimol biru (BT)
Kuning ke biru
6,0-7,6
5
Fenolftalein
Tak berwarna ke merah ungu
8,0-9,6

Selain indikator di atas,larutan asam dan basa dapat ditentukan dengan menggunakan bahan-bahan alami yang berwarna seperti kunyit,bunga sepatu merah,kulit manggis,dan lain-lain. Misalnya saja untuk kulit manggis yang berwarna ungu pada kondisi netral akan berubah menjadi merah kecokelatan dalam larutan asam dan biru kehitaman dalam larutan basa.
                Dalam percobaan ini, diharapkan dapat memperkirakan pH larutan yang tidak diketahui harga pH-nya, yaitu larutan A, B, C, D dengan menggunakan indikator metil merah, metil jingga, BTB, dan PP.
Alat
Tabung reaksi 16 buah dan rak (dapat diganti dengan dengan pelat tetes),pipet tetes  buah.
Bahan
Kertas lakmus warna merah dan biru,larutan A,B,C,D,air sumur,dan air sungai.
Cara Kerja
1.       Ambillah sepotong kertas lakmus merah dan biru, kemudian tetesi kertas lakmus tersebut dengan larutan A,B,C,D,catat warnanya.
2.       Sediakan 4 tabung reaksi dan isikan masing-masing 3 mL larutan A. Tambahkan 2 tetes larutan indikator pada :
·         Tabung-1 dengan metil jingga
·         Tabung-2 dengan metil merah
·         Tabung-3 dengan BTB
·         Tabung-4 dengan PP
3.       Catat hasil yang diperoleh pada tabel pengamatan.
4.       Lakukan percobaan seperti di atas terhadap larutan-larutan yang lain
Hasil Pengamatan :
NO
Larutan
Lakmus Merah
Lakmus Biru
1
A
Warna indikator
Merah
Biru


Harga PH


2
B
Warna indikator
Biru
Biru


Harga PH


3
C
Warna indikator
Biru
Biru


Harga PH


4
D
Warna indikator
Merah
Merah


Harga PH


5
E
Warna indikator
Biru
Biru


Harga PH




NO
Larutan
Metil Jingga
Metal Merah
BTB
PP
Perkiraan PH
1
A
Merah
Merah
Kuning
Tak Berwarna

2
B
Orange(Jingga)
Kuning
Biru
Ungu

3
C
Orange(Jingga)
Kuning
Biru
Tak Berwarna

4
D
Merah
Ungu
Kuning
Tak Berwarna

5
E
Orange(Jingga)
Kuning
Biru
Tak Berwarna


Pengolahan Data :
Larutan A: kertas lakmus biru-merah (asam)
                   kertas lakmus merah-merah (netral)
Larutan B: kertas lakmus biru-biru (netral)
                   kertas lakmus merah-biru (basa)
Larutan C: kertas lakmus biru-biru (netral)
                    kertas lakmus merah-biru (basa)
Larutan D: kertas lakmus biru-merah (asam)
                   kertas lakmus merah-merah (netral)
Larutan E: kertas lakmus biru-biru (netral)
                    kertas lakmus merah-biru (basa)

Kesimpulan



Saran
Praktek 2
Topik                                                     : Menentukan Konsentrasi HCL dengan titrasi larutan NaOH 0,1 M
Tujuan                                                 : Untuk menentukan konsentrasi asam klorida
Tempat/Tanggal Praktikum         : Laboratorium SMA Negeri 1 Sinjai/Tanggal 7 Februari 2012
Teori :
Reaksi Penetralan
                Senyawa HCl di dalam air terionisasi menghasilkan ion H+ yang memberikan sifat asam pada larutan tersebut. Senyawa NaOH di dalam air akan terurai menghasilkan ion OH- yang memberikan sifat basa pada larutan tersebut. Reaksi penetralan adalah reaksi antara sebuah ion H+ dan sebuah ion OH- membentuk sebuah molekul H2O. Ion Na+ dan ion Cl- dalam larutan tetap berada dalam bentuk ion, akan tetapi bila air yang terbentuk dalam reaksi itu diuapkan maka akan tertinggal kristal NaCl (garam). Oleh karena itu, reaksi ini sering disebut juga reaksi pembentukan garam atau reaksi penggaraman. Reaksi tersebut dapat dituliskan dalam berbagai bentuk, yaitu :
a.       Reaksi molekuler                                                                                                                                                                                                                       
HCl(aq) + NaOH(aq)             NaCl(aq) + H20(l)
b.      Reaksi Ion
Pada reaksi ini ditunjukkan keadaan masing-masing molekul dalam larutan yang sebenarnya mengalami ionisasi.
H+(aq) + Cl-(aq) + Na+(aq) + OH-(aq)                Na+(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)
Oleh karena ion Na+ dan Cl- tidak mengalami perubahan, maka dapat dihilangkan, sehingga reaksi ion bersihnya menjadi :
                H+(aq) + OH-(aq)             H20(l)
                Bagaimana harga pH larutan bila larutan asam dan basa dicampur atau direaksikan. Dengan menggunakan indikator universal dapat diikuti perubahan pH bila asam direaksikan dengan basa sedikit demi sedikit.
                Dalam percobaan ini akan dipelajari reaksi antara larutan asam dan larutan basa.
Alat
Gelas kimia 100 cm3, silinder ukur 25 cm3, cawan porselen, lampu spiritus, kawat kasa dan kaki tiga, corong, pipet tetes, pengaduk, sel konduktivitas atau pipa U, elektrode karbon, kabel, dan baterai
6 V.
Bahan
Larutan HCl 2 M, larutan NaOH 0,1 M, indikator universal, kertas lakmus merah.
Cara Kerja
1.       Campurkan 25 mL larutan HCl 2 dengan 25 mL larutan NaOH 0,1 M di dalam gelas kimia. Ujilah dengan kertas lakmus merah (kertas lakmus tersebut menjadi biru)
2.       Tambahkan ke dalam campuran tersebut HCl 2 M tetes demi tetes, sambil diaduk sampai kertas lakmus biru berubah menjadi merah.
Hasil Pengamatan:
TABEL LARUTAN HCL dengan LARUTAN NaOH 0,1 M
Percobaan
Volume HCl yang dititrasi
Volume NaOH yang digunakan
1
10 ml
15 ml
2
10 ml
15 ml
3
10 ml
12 ml

Pengolahan Data :





Kesimpulan :


Saran :
Praktek 3
Topik                                                     : Menentukan  kadar asam cuka
Tujuan                                                  : Menentukan kadar asam cuka pasar
Tempat/Tanggal Praktikum         : Laboratorium kimia SMA Negeri 1 Sinjai/Tanggal 10 Februari 2012
Indikator                                             : Menentukan kadar larutan asam dengan titrasi
Teori         :
                Salah satu aplikasi stoikiometri larutan adalah titrasi. Titrasi asam basa adalah suatu prosedur untuk menentukan kadar (pH) suatu larutan asam/basa berdasarkan reaksi asam-basa. Kadar larutan asam dapat ditentukan dengan menggunakan larutan basa yang sudah diketahui kadarnya, dan sebaliknya kadar suatu larutan basa dapat ditentukan dengan menggunakan larutan asam yang sudah diketahui kadarnya. Titrasi yang menyandarkan pada jumlah volum larutan dikenal dengan istilah titrasi volumetri. Pengukuran volum diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan alat-alat standar misalnya, buret dan pipet volumetri.
                Titrasi yang melibatkan reaksi antara asam dengan basa dikenal dengan istilah titrasi asam basa atau asidi alkalimetri. Secara teknis titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit dan bahkan tetes demi tetes larutan basa melalui buret, ke dalam larutan asam dengan volum tertentu yang terletak dalam labu erlenmeyer sampai keduanya tepat habis bereaksi yang ditandai dengan berubahnya warna indikator. Tepat pada saat warna indikator berubah, penambahan (titrasi) dihentikan dan volumnya dicatat sebagai volum titik akhir titrasi. Larutan basa yang diletakkan dalam buret disebut dengan larutan penitrasi.
                Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah indikator yang mempunyai trayek perubahan warna pada pH sekitar 7, sebab pada saat asam kuat dan basa kuat tepat habis bereaksi pH larutan sama dengan 7.
                Perubahan warna indikator yang menandai tepat habisnya kedua larutan yang bereaksi tidak selamanya tepat seperti perhitungan secara teoretis. Volum larutan penitrasi yang diperoleh melalui perhitungan secara teoritis disebut titik ekivalen. Perbedaan volum titik akhir titrasi dengan titik ekivalen disebut kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator, jika indikatornya tepat, maka kesalahan titrasinya kecil.
                Untuk menguji mutu cuka dapat dilakukan dengan titrasi
Alat
Buret (atau dapat diganti dengan silinder ukur 50 cm3.), labu erlenmeyer 100 cm3, pipet tetes, gelas kimia 200 cm3, labu takar 100 cm3, corong, pipet volumetri 10 cm3 atau pipet gondok 10 cm3
Bahan
Asam cuka yang akan Anda selidiki (beberapa merek), larutan NaOH 0,100 M, indikator PP
Cara Kerja
1.       Catat merek cuka yang akan di tentukan kadarnya. Kemudian ambillah dengan pipet volumetri sebanyak 5 mL, masukkan ke dalam labu takar 100 cm3 dan kemudian tambahkan akuades sampai tanda batas.
2.       Ambillah larutan cuka yang telah diencerkan ini sebanyak 25 mL, masukkan ke dalam labu erlenmeyer dan tambahkan 2 tetes indikator PP
3.       Titrasi larutan ini dengan larutan NaOH 0,100 M. Hentikan titrasi apabila larutan sudah berubah warnanya menjadi merah jambu.
4.       Lakukan titrasi 3-4 kali sampai di dapatkan minimal 2 hasil yang relatif tetap (sama).
5.       Hitung kadar asam cuka tersebut dengan menganggap cuka murni mempunyai molaritas 17,4 M.
Hasil Pengamatan :
Percobaan
Volume Cuka Yang Dititrasi
Volume NaOH Yang Digunakan
1
25 ml
64 ml
2
25 ml
65 ml
3
25 ml
64 ml

Pengolahan Data  :

Kesimpulan

Saran
DAFTAR PUSTAKA

0 komentar:

Posting Komentar

 
;