Rabu, 21 November 2012 0 komentar

KISAH MENYENTUH HATI


HIDAYAH ANGGOTA GANG MOTOR

Dari Fikar di KalTim
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb
Pendengar Nurani yang budiman
Hidup ini telah memberiku banyak arti, sehingga aku yang tidak tahu apa-apa soal agama, Alhamdulillah dengan berbagai proses mulai faham sedikit demi sedikit masalah itu.., aku jadi lebih memahami makna dari kata hidayah.., meskipun dengan semua itu aku harus menelan Pil Kehidupan yang teramat pahit.., yah..sangat pahit kurasakan..
Kamis, 15 November 2012 0 komentar

KISAH MENYENTUH HATI



Kunikahkan Putriku dengan Mahar Cincin Besi Putih
Dari Pak Zabir di Samarinda
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb
Pendengar Nurani yang budiman, aku adalah seorang ayah yang saat ini telah memasuki usia 58 tahun.., dari pernikahanku dengan istriku Yuanita –Rahimahallah- kami dikarunia seorang putri yang anggun dan cantik seperti ibunya, saat lahir kami memberinya nama -Rahma- , jujur, rahmah telah melengkapi kebahagiaan keluarga kecil kami, apalagi di semarang aku dan ibunya hanyalah seorang perantau dimana aku harus menuanikan kewajibanku sebagai seorang PNS dengan penempatan kerja sampai ke Samarinda..dan Alhamdulillah aku menikmati semua itu, bersama istri dan anak semata wayangku, kulalui hari-hari bahagia kami disana, sebagai anak pertama dan belum memiliki adik, rahma begitu kami perlakukan layakanya seorang princes, dimana setiap kebutuhannya selalu terpenuhi dengan baik.., dan sebagai seorang ayah, yang memiliki tanggung jawab penuh atas keluargaku, aku tidak segan2 memberikan apapun yang menjadi kebutuhan keluargaku, terutama istri dan anak semata wayangku, yang aku tahu saat itu, bahwa aku bekerja mencari nafkah semata2 untuk memenuhi kebutuhan dan membahagiakan keluarga kecilku.
0 komentar

KISAH MENYENTUH HATI


Ayah Kembalikan Tanganku



Karya Harie Insani Putra
Dimuat di Radar Banjarmasin

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhNAOdVfyFmEuFCvd8gU1BaKvlC2WzHGji6ibZ0F1usLxOv5OD1Hxw-kGd0-dE-jdfWawHiqzqKkYQnlVVhWHG_txUqqsBjybZ_RTJBnFZVUz9WNbI_efa7prl7U_rgtPfEyJpp6tYj6o/s1600/ayah.jpg
KARENA biaya hidup di kota besar serba sulit, biaya makan mahal, pakaian yang dikenakan juga mahal maka sepasang suami istri itu keduanya harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka yang kian bervariasi.
Karena semuanya serba mahal maka semuanya juga harus mensiasati tingkah laku keadaan, keadaan di mana semua toko-toko bak raksasa dengan berbusana cinderella mempertontonkan keistimewaan barang-barang baru yang mau tak mau cara-cara semacam itu semakin banyak ditiru. Dan dari situlah predikat kota terlihat nampak jelas; mahal, dan kota industri memaksa manusia-manusia kota menjadi konsumtif dengan produk-produk temuannya.
Sepasang suami istri itu juga semakin bertingkah laku seperti kebiasaan hidup di kota-kota besar, meninggalkan anak mereka untuk diasuh oleh seorang pembantu rumah tangga.
Siang ini, pembantunya membiarkan Niyah sendirian bermain di rumah. Karena memang pekerjaannya tidak hanya untuk mengurusi anak majikannya saja. Dapur dan pembantu lebih akrab kedengarannya, itulah sebab kenapa pembantu harus ada. Kehidupan kota membuat jarak antara wanita dan dapur, bahkan pembantu lebih hafal sudut-sudut rumah ketimbang majikannya.
Niyah asyik bermain di atas ayunan yang dibeli ayahnya. Hampir setiap hari ia selalu begitu, terkadang memetik beberapa tangkai bunga melati, bunga kertas dan sedikit mengumpulkan pasir sekadar bermain masak-masakan seorang diri menirukan cara pembantunya ketika sedang memasak.
Dengan tangannya yang mungil, Niyah meraup pasir itu berulangkali. Harapannya dengan memasak lebih banyak ia bisa sedikit membagikannya pada si Moli, kucing kesayangannya. Niyah terus berfantasi hingga pada akhirnya ia melihat sebatang paku karat menyembul di antara pasir yang hendak diraupnya.
Rabu, 14 November 2012 0 komentar

KISAH MENYENTUH HATI


Aku Anak Siapa..?

DARI : FATMAH DI PARE-PARE
ass. Al. Wr wb pendengar nurani yang baik ini adalah kisah hidupku, yang hingga saat ini masih belum bisa terhapus dari benakku, kisah perjalanan hidup seorang anak manusia, yang tidak pernah mengecap manisnya kasih sayang dari orang tua, jujur, meski aku terlahir dari keluarga yang berkecukupan dari sisi materi, namun tak sedikitpun kebahagiaan yang aku rasakan, entah mengapa, sejak kecil kedua orang tuaku sangat membenciku, bahkan mereka seolah sangat jijik padaku, padahal aku tidak sedang mengidap penyakit aneh, atau penyakit menjijikan yang begitu menular, aku tak mengerti mengapa mereka bersikap begitu padaku, bukan saja sekali, tapi sejak usiaku masih belia.
Pendengar nurani yang setia sejak kecil, aku selalu mendapatkan perlakuan buruk dari kedua orang tua kandung sendiri, bahkan aku selalu diperlakukan bak seorang pembantu, yang dibebani dengan semua pekerjaan-pekerjaan rumah yang tiada pernah ada habisnya, betapa tidak, dengan tanpa mengenal waktu, aku dipaksa untuk mengurusi semua urusan rumah tanpa memberika waktu sedikitpun untuk istirahat atau belajar, semula aku mengira, bahwa mungkin aku hanyalah anak pungut, atau anak gembel yang mereka temukan dipinggiran jalan, semula bahkan aku mengira bahwa aku hanyalah anak yang dibuang oleh orang tua kandungku yang tak mau bertanggung jawab atas kelahiranku, sehingga tega menelantarkan aku begitu saja. Jujur, aku sering bertanya-tanya tentang siapa diriku sebenarnya, namun tak sedikitpun aku menemukan jawabnannya, yang ada selalu hanyalah beban bathin yang tak pernah ada habisnya.
Pendnegar nurani yang baik, memang kuakui, aku bukanlah gadis sempurnah, aku memangberbeda dari 2 sauadaraku lainnya, aku gadis cacat, yang kesehariannya harus beraktifitas dengan bantuan 2 tongkat penyangga agar membantuku untuk kokoh berdiri, tapi apakah karena semua ini sehingga aku harus menrima perlakuan buruk dari ayah dan ibu kandung sendiri?, sementara aku tak pernah berharap terlahir dengan kekurangan seperti ini, jujur, terkadang didepanku sendiri, kadang kepada para tamu dan koleganya, mama dan papa tidak mengakui aku sebagai anaknya, bahkan, dengan kejamnya mereka sering memperkenalkan aku sebagai pembantu kampungan yang dititipkan familinya dari kampung, mendengar semua itu hatiku sakit, perasaanku miris, begitu kejamnya kedua orang tuaku memperlakukan aku seperti ini, hingga untuk mengakui aku sebagai anaknyapun mereka begitu sangat malu, mungkin benar anggapanku selama ini, bahwa inilah alasan mengapa sejak lahir aku hanya diasuh oleh nenekku dikampung, sementara kedua adikku begitu hidup dan diberikebahagiaan oleh kedua orang tuaku, memang, aku baru setahun aku tinggal bersama mereka setelah meninggalnya nenekku dikampung. Hanya neneklah yang begitu tulusnya memberikan kasih sayangnya padaku, hnaya neneklah yang selalu memberiku semangat dan dukungan dengan segala kekurangan yang aku miliki saat ini, bahkan karena bekliaulah aku menjadi lebih tegar menghadapi hari-hariku, meskikupn aku sering dijauhi oleh teman-teman sebayaku saat itu, kufikir, meskipun aku terlahir dalam keadaan cacat, namun kebahagiaan tak akan berkurang dari hidupku laykanyakasih sayang yang diberkan nenek selama ini padaku, tapi ternyata, aku harus diperhadapkan pada sebuah kenyataan,
bahwa kedua orang tuaku senddiri yang justru tidak pernah mengharapakan kehadirannku, dan untuk semua ini, aku selalu berihlas hati menerimanya, walau jauh dari lubuk hatiku, perasaan ini sangat sakit, pendengar nurani yang baik, oleh nenek aku hanya bisa disekolahkan sampai tamat smp, itupun dengan segala kesusah payahannya dalam menghidupiku dan seluruh biaya yang aku perlukana, dan kau baru tahu, bahwa ternyata selama ini kedua orang tuaku tak pernah mebiayai hidupku, ternyata selama ini neneklah yang bersusah payah berjuang matia-matian untuk membuatku tersenyum. Tetapi akhirnya, senyum itu harus pupus dari hariku tak kala sebuah kenyataan pahit yang berkata, bahwa nenekku telah dipanggil oleh allah swt…, pendengar nurani yang baik terlalu sedih masa-masa yang kulewati selama ini setelah kepergian nenek, dulu, ketiak masih bersama nenek, masih ada orang yang menawarkan obat ketika aku sakit, masih ada yang menawarkan makanan ketika aku kelaparan.., tapi kini, meskipun aku sakit dalam kondisi yang teramat payah, aku harus melewatinya dengan linangan air mata, digudang kecil yang selama ini aku tempati, bahkan aku harus tidur dengan menahan sakit perut karena serinbg tak diberikan jatah makan, aku hanya bisa pasrah kepada allah, aku hanya bisa berserah diri kepadanya.., mungkin ini adalah ujian bagiku…, jujur, pernah 2 kali ditengah malam buta saat aku tertidur, ayahku berusaha memperkosaku, berusha merenggut kesucianku, bahkan beliau tega menghajarku dengan tanpa belas kali saat hasratnya tak bisa terbendung padaku, namun allah selalu saja menolongku dan menyelamatkan aku dari usaha-usaha bejat ayah, pernah aku sampaikan hal tersebut pada ibuku, tapi aku malah dipukulinya karena memfitnah suaminya, ya allah, cobaan apa yang saat ini engkau timpakan padaku.., aku hanya bisa menangis dan berpasrah diri pada allah swt, dan memohon petunjuk agar aku dijaga dari orang-orang yang akan mencelakaiku, apalagi kebejatan ayahku, kepada siapa lagi aku mengadu saat ini, aku tak memiliki siapapun selain keluargaku sendiri, tapi aku tak bisa berbuat apapun karena ternyata kelurgaku sendiri justru membenciku, jujur, ini adalah pertama kalinya aku mengadukan hal ini. Dan berharap agar ada kemudhan setelah ini, paling tidak aku tidak pesimis dalam hidup ini…atau bahkan bisa terlepas dari belenggu ujian ini..
Wassalam

 ***********************************************************************************************
AKHWAT INI SUDAH MENINGGAL DUNIA SEPEKAN SETELAH SURATNYA MENGUDARA, INFORMASINYA DARI SAHABATNYA AKHWATSTIBA

Senin, 12 November 2012 0 komentar

Kisah menmyentuh HATI



KISAH POHON APEL

Suatu masa dahulu, terdapat sebatang pohon apel yangamat besar. Seorang kanak-kanak lelaki begitu gemarbermain-main di sekitar pohon apel ini setiap hari.Dia memanjat pohon tersebut, memetik serta memakanapel sepuas-puas hatinya, dan adakalanya diaberistirahat lalu terlelap di perdu pohon apeltersebut. Anak lelaki tersebut begitu menyayangitempat permainannya. Pohon apel itu juga menyukai anaktersebut.
Masa berlalu… anak lelaki itu sudah besar danmenjadi seorang remaja. Dia tidak lagi menghabiskanmasanya setiap hari bermain di sekitar pohon apeltersebut. Namun begitu, suatu hari dia datang kepadapohon apel tersebut dengan wajah yang sedih. “Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohonapel itu.” Aku bukan lagi kanak-kanak, aku tidak lagi gemarbermain dengan engkau,” jawab remaja itu.” Aku mahukan permainan. Aku perlukan wang untukmembelinya,” tambah remaja itu dengan nada yang sedih.Lalu pohon apel itu berkata, ”
Kalau begitu, petiklahapel-apel yang ada padaku. Juallah untuk mendapatkanuang. Dengan itu, kau dapat membeli permainan yang kauinginkan.”
Remaja itu dengan gembiranya memetik semua apel dipohon itu dan pergi dari situ. Dia tidak kembali lagiselepas itu. Pohon apel itu merasa sedih. Masa berlalu…Suatu hari, remaja itu kembali. Dia semakin dewasa.
Pohon apel itu merasa gembira.”Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohonapel itu.”Aku tiada waktu untuk bermain. Aku terpaksa bekerjauntuk mendapatkan uang. Aku ingin membina rumahsebagai tempat perlindungan untuk keluargaku. Bolehkahkau menolongku?” Tanya anak itu.”
Maafkan aku. Aku tidak mempunyai rumah. Tetapi kauboleh memotong dahan-dahanku yang besar ini dan kaubuatlah rumah daripadanya.” Pohon apel itu memberikancadangan.Lalu, remaja yang semakin dewasa itu memotong kesemuadahan pohon apel itu dan pergi dengan gembiranya. Pohon apel itu pun turut gembira tetapi kemudiannyamerasa sedih karena remaja itu tidak kembali lagiselepas itu.
Suatu hari yang panas, seorang lelaki datang menemuipohon apel itu. Dia sebenarnya adalah anak lelaki yangpernah bermain-main dengan pohon apel itu. Dia telahmatang dan dewasa.”Marilah bermain-mainlah di sekitarku,” ajak pohonapel itu.” Maafkan aku, tetapi aku bukan lagi anak lelaki yangsuka bermain-main di sekitarmu. Aku sudah dewasa. Akumempunyai cita-cita untuk belayar. Malangnya, akutidak mempunyai boat. Bolehkah kau menolongku?” tanyalelaki itu.”
Aku tidak mempunyai boat untuk diberikan kepada kau. Tetapi kau boleh memotong batang pohon ini untukdijadikan boat. Kau akan dapat belayar dengangembira,” kata pohon apel itu.Lelaki itu merasa amat gembira dan menebang batangpohon apel itu. Dia kemudiannya pergi dari situ dengangembiranya dan tidak kembali lagi selepas itu. Namunbegitu, pada suatu hari, seorang lelaki yang semakindimamah usia, datang menuju pohon apel itu. Dia adalahanak lelaki yang pernah bermain di sekitar pohon apelitu.”
Maafkan aku. Aku tidak ada apa-apa lagi untukdiberikan kepada kau. Aku sudah memberikan buahkuuntuk kau jual, dahanku untuk kau buat rumah, batangkuuntuk kau buat boat. Aku hanya ada tunggul dengan akaryang hampir mati…” kata pohon apel itu dengan nada pilu.”
Aku tidak mahu apelmu kerana aku sudah tiada bergigiuntuk memakannya, aku tidak mahu dahanmu kerana akusudah tua untuk memotongnya, aku tidak mahu batangpohonmu kerana aku berupaya untuk belayar lagi, akumerasa lelah dan ingin istirahat,” jawab lelaki tua itu.”
Jika begitu, istirahatlah di perduku,” kata pohonapel itu.Lalu lelaki tua itu duduk beristirahat di perdu pohonapel itu dan beristirahat. Mereka berdua menangiskegembiraan.
Tersebut. Sebenarnya, pohon apel yang dimaksudkan didalam cerita itu adalah kedua-dua ibu bapa kita. Bilakita masih muda, kita suka bermain dengan mereka.Ketika kita meningkat remaja, kita perlukan bantuanmereka untuk meneruskan hidup. Kita tinggalkan mereka,dan hanya kembali meminta pertolongan apabila kita didalam kesusahan. Namun begitu, mereka tetap menolongkita dan melakukan apa saja asalkan kita bahagia dangembira dalam hidup.Anda mungkin terfikir bahwa anak lelaki itu bersikapkejam terhadap pohon apel itu, tetapi fikirkanlah, ituhakikatnya bagaimana kebanyakan anak-anak masa kinimelayan ibu bapa mereka. Hargailah jasa ibu bapakepada kita. Jangan hanya kita menghargai merekasemasa menyambut hari ibu dan hari bapa setiap tahun.
Minggu, 04 November 2012 0 komentar

PII JALANKU

BERKEMBANG, MELEBUR, DAN BERSATU BERSAMA DENGAN PII





0 komentar

MOTTO

Mengapa harus terpaku pada sesuatu yang nyata jika kondisi KHAYALAN Lebih indah.
0 komentar

DRAGON BALL IMAGE



























0 komentar

DRAGON BALL IMAGE



























 
;