HIDAYAH ANGGOTA GANG MOTOR
Dari Fikar di KalTim
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb
Pendengar Nurani yang budiman
Hidup ini telah memberiku banyak
arti, sehingga aku yang tidak tahu apa-apa soal agama, Alhamdulillah dengan
berbagai proses mulai faham sedikit demi sedikit masalah itu.., aku jadi lebih
memahami makna dari kata hidayah.., meskipun dengan semua itu aku harus menelan
Pil Kehidupan yang teramat pahit.., yah..sangat pahit kurasakan..
Pendengar Nurani yang baik
Kuawali kisahku ini dengan
perjalanan masa remajaku, aku yang terlahir dari keluarga yang serba
berkecukupan, begitu merasa bahwa hidup ini sangat nikmat, betapa
tidak.., semua yang aku inginkan selalu tak berakhir mimpi semata, semuanya
harus dan mesti menjadi nyata, apalagi aku adalah anak sulung dari 2 bersaudara
saja, sebab selain aku, ada juga adikku yang usianya terpaut sangat jauh
denganku, Sehingga tak sedikitpun membuat aku terhalang bila memiliki maksud
dan keinginan2 tertentu, papi dan mami selalu berusaha menuruti kemauanku, dan
semua proposal-proposal permintaanku selalu lolos seleksi,..ingin
motor..dibelikan, ingin uang..dikasi.., bahkan terakhir aku mengajukan
keinginanku untuk punya mobil inova juga hanya butuh waktu 2 pekan menanti
akhirnya terwujud juga.., saat itu aku menjadi pribadi yang manja dan sangat
susah diatur, mulai dari pergaulanku didunia luar hingga studiku tak satupun
yang beres.., aku terjebak dalam kehidupan2 kelam bersama sahabat2 syetanku
para penyuka dunia malam dan obat-2 terlarang, dikampuspun aku harus berulang2
kali di skors karena selalu berulah pada mata kuliah tertentu, bahkan yang
paling tragis, akhirna entah dosen2ku sudah bosan melihat tampangku dikampus, aku
resmi di DO pada saat masuk semester 5.., tapi aku sangat menikmati
segalanya.., aku bahkanmerasa bersyukur lepas dari belenggu bangku kuliah
formal yang begitu membosankan dengan dosen2nya yang sunggu menjenuhkan,
meskipun aku tak bias memungkiri bahwa kedua orang tuaku sangat kecewa dengan
kenyataan itu, harapan dan impian mereka untuk men-sarjana-kan aku akhirnya
pupus ditengah jalan, dan aku pribadi telah menyatakan ketidak sanggupanku
untuk mengenyam pendidikan dibangku kuliah lagi..
Pendnegar Nurani yang budiman
Begitulah duniaku saat itu, aku
begitu sangat menikmatinya tanpa beban apapun, apalagi sampai takut akan dosa,
teman2 bejatku satu gang juga selalu menguatkan aku untuk terus bermaksiat
apabila aku telah berada pada titik jenuh untuk melakukan maksiat2 itu, mereka
selalu memotivasi aku bahwa syurga dan neraka itu hanyalah dongeng para
pendahulu2 yang sebenarnya tak pernah ada.., ibaratnya seperti kisah Cinderella
dan aladin yang telah mendunia tapi sebenarnya adalah khayalan semata..dan lagi2
itu yg membuat aku hanyut kembali dalam dekapan syetan2 itu. Bukan hanya itu
saja, tak jarang meskipun terlahir dari keluarga berada, aku sering terbawa
arus dengan teman2 gengku untuk melakukan tindakan2 kriminalitas termasuk saat
kelompok gang motor resmi dibentuk pada tahun 2006, prilaku2 bejat itu begitu
telah melekat dalam hidupku dan aku begitu sangat menikmatinya..
Pendengar Nurani yang budiman
Hingga pada tahun 2007 diawal bulan
januari, aku menikah dengan kekasih hatiku “meliana”, gadis blasteran jawa
belanda yg kupacari sejak 2 tahun lamannya, gadis mualaf yang rela meninggalkan
agamanya hanya untuk menikah denganku, hari-hari kami lalui dengan bahagia,
meskipun aku sadari bahwa kebiasaan buruk itu masih melekat dalam diriku, namun
sebagai seorang istri meliana selalu berusaha memahami aku, dia bahkan tidak
pernah menuntut apa2 saat harus menyaksikan kebrutalan demi kebrutalan yang aku
lakukan dengan sesama gangku, meliana juga selalu sabar menghadapi segala
sesuatu tetantang diriku..,dan pasca pernikahan kami dulu, aku dan meliana
masih tetap memlih tinggal dirumah orang tuaku, jujur meskipun mami dan papi
sangat memanjakan aku, akan tetapi dalam hal ini mereka sangat menentang
prilaku hina yg selalu aku perbuat, berbagai upaya telah mereka lakukan agar
aku menyadari segala prilaku bejatku selama ini, bahkan papi 2x masuk RS karena
sering shock mendapati aku yg tidak bias memberi kebahagian pada mereka dan
malah sebaliknya selalu memberi tamparan menyakitkan buat mereka, namun
lagi-lagi aku seolah tidak perduli dengan semua itu, meskipun jujur didalam
hati kecilku masih terbetik rasa bersalah dan sedih mendapati semua itu,
tapi..keberadaan teman-teman gangku yang membuat aku selalu lalai dengan
perasaan itu, bahkan justru kebejatan prilakuku semakin menjadi-jadi, hingga
suatu hari terjadilah peristiwa yang begitu membuatku sangat terpukul,
peristiwa seolah seperti sebuah tamparan keras diwajahku yang membuatku seperti
tersadar dari sebah lamunan dan mimpi yang teramat panjang, dimana saat aku
sedang asyik2 menikmati pesta miras dengan teman2ku, aku dikabari oleh istriku
bahwa papi meninggal dunia karena serangan jantung tiba-tiba, saat itu rasa
bersalah begitu cepatnya merambat kerelug hatiku yg paling dalam, sebab aku
yakin bahwa pasti penyebab meninggalnya papi adalah shock karena prilakuku yang
tak pernah menunjukan tanda2 perubahan..hatiku sedih dan galau saat itu..aku
jadi membenci diriku sendiri..., dengan perasaan hampa aku tinggalkan party
miras itu dan meskipundalam keadaan mabuk alcohol aku memaksakan diriku untuk
kembali kerumah dimana jenazahnya papi disemayamkan.., kulihat wajah-wajah
keluargaku teruatam mami dan lainnya begitu sinisnya memandang aku saat tiba
dirumah, seolah ada rona kemarahan terpampang diwajah2 mereka, menyadari hal itu
aku berusaha menguatkan hatiku dan menundukkan wajahku dalam-dalam, berusaha
bersembunyi dari tatapan2 sinis itu..sejenak kunadangi wajah papi yang sudah
dalam keadaan pucat tak bernyawa itu, perlahan bayang2 kenangan pahit masa
kecilku mulai menerawang menghiasi ingatanku, kenangan saat2 aku begitu dimanja
oleh papi..saat2 aku selalu dilimpahi kasih saying yang tak pernah surut dari
kedua orang tuaku, sejenak khayalan itu lalu beralih pada pertengkaran demi
pertengkaranku dengan papi saat beliau mendapati prilakuku berubah 99% menjadi
sosok anak yg susah diatur dan suka membangkang, tak terasa air mataku mulai
menetes saat itu, serasa ada sebongkah penyesalan dating menghantam
perasaanku..”ohh..papi.., maafkan fikar pap..maafkan anakmu yg durhaka ini” ujarku
dalam hati sambil perlahan bulir2 bening mulai menutupi pandanganku, ingin
rasanya aku berteriak saat itu seakan tak rela melepas papiku tercinta.., dalam
sedu yg kutahan aku memeluk dan menciumi papi dalam-dalam..dan kemabli
kurasakan kenakan saat2 masa kecilku yg selalu tertidur dalam dekapan kasih
saying beliau..”tidak….tidak……..!!!, ini tidak mungkin.., papi belum
meninggal..!!”, ujarku dengan suara meraung seolah seperti baru tersadar dari
sebuah lamuanan panjang.., sesaat lamanya perhatian para paelayat teruju
padaku..diantara mereka ada yg terhanyut dengan kesedihanku dan ikut menangis
saat itu, namuk sebagian besar dari mereka justru memberikan cibiran dan
measang wajah sinis padaku seolah2 menggambarkan bahwa papi meninggal gara-gara
aku.., dan sesaat kemudian aku tak ingat apa2 lagi,,semua terasa gelap dan
hitam pekat..aku jatuh tersungkur dalam jiwa yg tak sadarkan diri..
Pendengar Nurani yg budiman
Pukul 12 siang kudapati jarum jam yg
berada didinding kamarku.., aku seolah terjaga dari tidur yg panjang,
perasaanku saat itu seperti orang yg paranoid, kebingungan yg entah disebabkan
oleh apa, namun tiba2 khayalanku kembali tertuju pada jenazah papi yg baru saja
aku saksikan, perlahan aku berlari keruang tengah dimana jenazah papi
dibaringkan, namun alangkah kagetnya aku ketika kudapati diruang itu hanyalah
ruang hampa tak berpenghuni.., bahkan suasana rumah tersa begitu sangat sepi..”
dimana semua orang yg tadi begitu
ramainya memadati rumahku..dimana mereka?”tanyaku dalam hati yg tidak menentu.
Perlahan tapi pasti aku berlari menuju teras depan..namun yg aku dapati juga
hanyalah ruangan yg sepi dan tak ada satupun orang disana?, lalu kemana orang2
itu?, kemana jenazah papiku disemayamkan?. Saat itu tiba2 akukemablidikagetkan
oleh suara mami yg berteriak2 memanggil istriku
“meliana.., meliana?, tuh coba kau
tangani dulu suamimu..dia kambuh lagi.., cepat.., mami pusing melihatnya..sudah
hamper setahun lebih papinya meninggal tapi selalu masih dicari-cari..kayak
orang gila aja..”ujar mamiku dalam kemarahannya yg ditahan2..dan itulah yg
selalu kudengar dari mamiku disaat2 aku seperti orang linglung mencari2 papi..,
entah mengapa..mami begitu marahnya padaku..bahkan selalu menyebut2 papi itu
sudah meninggal steahun yg lalu..padahal yg aku ingat betul bahwa papi baru
saja meninggal semalam. Dengan wajah pucat yg entah takut dimarahi mami,
meliana perlahan2 mendatangiku yg kebingungan diteras depan.
“mas,,,, kambuh lagi ya.., ayo masuk
kedalam.., nanti jadi perhatian orang lagi.., biasa kalau mas kambuh begini
selalu jadi bahan perhatian orang terutama anak2 kecil..” ujar meliana padaku,
dengan wajah bingung aku menolak untuk dipapahnya kedalam rumah.
“mel.., ada apa denganku mel..?, aku
tidak gilakan?, aku waraskan mel?, kenapa orang2 selalu mengerumuni aku pada
saat aku mencari2 papi?, bukankah memang papi semalam disemayamkan dirumah
ini?” tanyaku pada meliana
“Mas.., papi itu sudah lama
meninggal.., mas hanya kefikiran dengan perasaan bersalah mas.., dan mas harus
sadari itu.., mas memang tidak gila..tapi mas seperti orang linglung yg
dibebani oleh sejuta perasaan bersalah atas kematian papi sehingga mas selah
merasa bahwa papi itu baru saja meninggal.., coba mas duduk dengan tenang dan
cobalah untuk mengingat2 kembali peristiwa itu..”jawab meliana padaku, aku
semakin termangu dibuatnya, namun tiba2 tak lama berselang datanglah 2 orang
lelaki yg berpenampilan ustadz.., aku ingat..sebab setiap kali aku berteriak2
mencari2 papi pasti 2 orang ini selalu dating kerumahku, kupandangi wajah2
ustadz2 itu dan kusaksikan meliana mempersiapkan ruangan yg streil dari
gambar-gambar sebab kedua ustadz itu akan mengobati aku..
“mas.., ini ada tamu, ustadz ahmad
dan utsdz zain.., mereka ditelepon mami tadi untuk meruqyah mas.., mas tenang
ya… “ujar meliana menengkan aku
“mari ustad..ruangan dan segala
kebutuhannya telah siap..”tambah meliana sambil mempersilahkan kedua ustadz itu
keruangan yg telah disiapkan oleh istriku..dan setelah itu aku menjalani
pengobatan ruqyah itu..menurut penjelesan ustaz ahmad..ada jin kafir yg telah
lama bersemayam dalam tubuhku, dan telah menguasai seluruh urat nadiku sehingga
butuh waktu lama untuk menerapinya.., namun alhamdulilllah setiap selesai
menjalani pengobatan itu fikiranku sellalu terasa tenang dan damai..bahwakan
aku seolah2 menyadari dan mengingat seluruh rentetan peristiwa yg telah
membwaku pada masalah ini…
Pendnegar nurani yg baik
Memasuki tahun baru masehi 2009
dengan perlahan penyakitku mulai sembuh, dan oleh iustadz ahmad dan teman2
lainnya aku selalu diajak kemajelis2 ilmu untuk mendapatkan siraman rohani,
bahkan saking merasa damainya hatiku, aku mulai menyenanginya..aku bahkan
dengan sadarnya meminta salah seorang ustadz untuk intens mengajariku baca
tulis al-qur’an dan juga intens mengajari aku olmu2 syar’I, Alhamdulillah hanya
butuh 2 bulan aku sudah bias membaca al-qur’an dan memahami sedikitnya ttg
ilmu2 syar’I, girohku untuk mempelajari dan mengikuti halaqah2 ilmupun semakin
bertambah, perlahan namun pasti aku mullai menanmkan nilai2 islma dalam diriku,
sholat lima waktu tak lagi aku lalaikan.., pertemuan2 liqo’kupun tak pernah
kualpakan…, Alhamdulillah dengan proses yg sangat singkat aku telah berubah
menjadi seorang lelaki muslim yg 99% bertolak belakang dengan prilakuku yg
dulu..akupun mulai menghidupkan sunnah rasul dalam diriku..memanjangkan
jenggotku dan memotong celanaku agar tidak isbal lagi..bahkan oleh teman2 aku dimanahkun
untuk mengikuti programn pendidikan da’I 1 tahun disebuah daerah dijawa..dan
dengan semangatnya aku memenuhi amanah itu, dengan izin istri dan restu mamiku
akupun berangkat menuntut ilmu syar’I program pendidikan da’I selama 1
tahun..dan Alhamdulillah pada masa itu aku lalui dengan semangat yg
berapi2..tak sedikitpun waktuku kulewati dengan sia2 disana kecuali belajar dan
terus belajar.., dan sebuah anugerah terindah buatku saat memasuki tahun
terakhir masa pendidikanku di sekolah yg telah mencetak para da’I itu..hafalan
qur’anku telah memasuki juz 17, itu berarti ada 13 juz lagi yg aku harus kejar
sehingga aku bias benar2 hafal al-qur’an 30 juz, sejumlah haditspun
Alhamdulillah aku telah simpan rapat dalam fikiran dan hatiku dan berusaha aku
amalkan dalam dunia nyataku sehingga begitu kembali kedaerahku semua terasa
begitu berbeda.., aku merasa seperti bayi yg baru terlahir kemuka bumi..aku
merasakan begitu banyak yg berubah dalam diriku, dan oleh teman2
diorganisasiku, dengan bekal ilmu yg akudapatkan selama setahun itu, aku mulai
diamanahkan tugas2 baru sebagais eorang dai..memegang beberapa liqo’ meskipun
setiap harinya juga aku masih terus memuroja’ah semua pengetahuan dan
hafalan2ku, akupun kembali meneruskan pengajianku dimajelis ilmu binaan ustdz
ahmad yg dulu sempat terputus..
Pendengar Nurani yg baik
Begitulah aku saat
itu..alhamdulillah aku diberikan oleh Allah nikmat hidayah yg luar biasa
besarnnya..diselamatkan aku dari fitnah dunia yg hamper menyeretku pada sebuah
penyesalan abadi.., dan aku sangat bahagia dengan semua itu.., akan tetapi
ternyata tidak semua masalah2 hidup yg telah mampu aku keluar darinya.., sebab
ada sebuah rasa sesak yg begitu mengganjal dihatiku.., manakala aku menyadari
bahwa istriku meliana tidak bersedia menerima dakwahku, dia bahkan dengan
terang2an menyampaikan keinginanya untuk tidak diinterfensi dalam hal
keyakinan, padahal aku tidak pernah memaksanya sedikitpun untuk segera
membenahi diri untuk menjadi muslimah sejati. Pada moment2 terntu aku selalu
menyempatkan diriku untuk berbagi dengannya, share masalah agama dan memberikan
pemahaman2 agama yg benar dalam dirinya..seba aku maklum dengan keadaannya yg
memang terlahir dari keluarga nasarah dan baru memeluk islam pada tahun 2007
saat kuperistri, namun entah mengapa.., tak satupun dakwah fardiyahku masuk
dalam dirinya..dan aku berusaha sabar menghadapinya..seba aku yakin hati2
hamba2nya ada dalam genggaman Allah..dan Allah lebih tahu pada siapa hidayah
itu akan diberikan…
Pendengar Nurani yg budiman
Suatu pertengkaran hebat terjadi
anatar aku dan meliana, disaat aku mengungkapkan keingananku untuk menjadikan
ruangan bagian samping depan sebagai Taman Pengajian Al-Qur’an, meliana mencak2
tak setuju, bahkan dengan lantangnya dia memaki2 aku dengan nada suaranya yg
begitu overnya.., sebagai seorang suami saat itu aku ingin seklai marah..tapi
aku berusaha menahan luapan emosiku, aku berusaha sabar mengahdapi tabiat
istriku.., sebab walau bagaimanapun meliana adalah wanita pilihanku dulu..,
mamiku sendiri sering menasehati aku agar sabar dalam menghadapi
meliana..bahkan pernah suatu hari ketika aku diundang menghadiri wlaimah salah
seorang pengurus organisasku..aku sangat berharap agar meliana mau memakai
busana muslimah yg syar’I untuk mendampingi aku saat itu..tapi pertengkaran
hebatlah yg justru terjadi kala itu..dengan nada kasarnya meliana menghujaniku
dengan makian2 khas kebangsaannya, aku sangat terpukul dibuatnya..”ya Allah..,
berikan hidayah dan petunjukmu untuk istriku…”
“Mas fikar..kalau mas mau berubah
menjadi lelaki muslim yg taat silahkan.., aku tidak melarangnya.., tapi jangan
paksa aku dong untuk mengikuti mas fikar dan menggunakan busana muslimah
seperti itu..itu aneh menurutku mas..sangat aneh..jadi aku mohon jangan paksa
aku untuk menggunakannya..” pinta melaian padaku dalam kemarahannya
“mel.., mas bukan bermaksud
memaksamu untuk semua ini.., tapi bukankah mell sekarang sudah menjadi seorang
muslim.., apakah salah jika mas deikit menaruh impian agar meli bias memakai
busana muslimah ini.., jujur..mas begitu cemburu saat menyadari bahwa aurat
istri tercintanya harus menjadi bahan konsumsi umum, apalagi selama ini meli
selalu menggunakanpakaian2 pendek dirumah…”selaku menimpalinya
“Aaahh..mas berlebihan deh..perasaan
kebanyakn orang justru lebih senang jalan bergandengan tangan dengan istrinya
yg anggun dan seksi.., bukanakah ini juga seleramu dulu mas..?” ujar meliana yg
kembali membuatku sedikit tersentak, yg memang aku sadari bahwa dulu aku begitu
tergila2 karena kecantikannya itu..
“tapi itu dulu mel..mas lebih ingin
agar saat ini kau menjadimuslimah yg baik..yang seluruh kelebihan dalam dirimu
hanya mas yg bias menikmatinya dan tidak dikonsumsi oleh banyak mata…, jujur
mel..,as selallu merasa cemburu dengan semua itu, apalgi saat ini kita akan menghadiri
acara pernikahan temannya mas..semua undangan yg dating pasti berbusana muslim
dan muslimahmah..”pintaku memelas padanya..
“gak..pokonya aku bilang gak ya
gak,,titik..kalau mas merasa malu ya udah..aku gak suah ikut,,masa bodoh juga
ikut2 yg begituan..” ujar melianasambil berlalu dari hadapanku dan mengunci
kamarnya, begitulah potret keluargaku saat itu, dan entah bagaimana caranya
agar dia mau berubah sedikit saja..bahkan seringkali dia meminta cerai dariku
saat2 merasa selalu kusenitl masalah ini..padahal yg aku iingat juga bahwa
caraku tdk terlalukeras padanya, aku bahkan selalu bijak dan hikmah
menyampaikannya, bahkan kuselipkan bahasa2 romantis yg kuharapkan mampu
menggugah hatinya..
Pendengar Nurani yg budiman
Begitulah keluargaku..aku binging
menghadapinya..aku sendiri tak tahu harus bersikap apa padanya..hingga memasuki
tahun 2011 ini tak pernah ada perubahan dalam dirinya..pertengkaran demi
pertengakran akibat berselisih pemahaman selalu menhiasi rumah tangga
kami..haruskah aku bertahan dengannya dengan segala kondisi yg ada,,,atau
haruskah aku menikah lagi?, apalagi hingga memasuki tahun ke 4 pernikahan kami
Allah belum meberikan amanah buah hati pada kami…dan hingga saat ini masalahini
masih terus menghiasi Rumah tanggaku tanpa ada sedikit penyelesaian yg
mampu menbjadi solusi akhir dari masalahini..taua mungkin iniadlah tantangan
buatku sebgai seorang da’I baru yg baru saja menterjunkan diriku dalam medan
dakwah ini..kepada teman2 dan pendengar setia nurani, aku memohon sumbangsi
doanya untuk masalahku ini..sebelumnya aku ucapakan jazakumullahu khairan
Wassalam
0 komentar:
Posting Komentar