Rabu, 31 Oktober 2012 0 komentar

       MENARUH DENDAM

Gunung menjulang tertutup awan
Dedaunan bertiup lembut kian melambai
Mereka  pasrah ditengah kecaman zaman
Mereka  tak berdaya terhadap gilasan amarah

Kau……!
Penah bringas pembusung dada
Kau salahi tabir kehidupan
Tak menganggap ibrah itu ada
Seenaknya memasang hijab di ruangan sempit

Sadarkah kau dengan tabiakmu?
Lembut menusuk tepat disaraf penghinaan
Mengumbar cerita-cerita kosang tak ada faedah
Sombong……!

Kukeluhkan takdir kepada secarik kertas lusuh
Mengapa nasib kian tak bersahabat?
Mengapa golongan kiri dialamatkan kepadaku?
Mengapa………………………………………………..…!
Dan mengapa kebobrokan dipertemukan denganku?

Malam-malam terasa panjang
Namun kantuk tak pernah menggelayuti mata keyakinanku
Dan sudah tiga purnama
Ia terlatih menghadang gonjang ganjing kehidupan

Saksikan aku kelak
Melejit, berkembang dan melebur dalam ketangguhan
Meluluh lantahkan kesombongan zaman
Dengan tekat bak pedang yang terhunus
Akan kubungkam kata-kata tak pantas

Hari ini kau diawan-awan
Besok, tak ada tebakan yang pasti
0 komentar

@ SAMPAIKAN PESAN UMMI PADA ABIMU@


Ahmed putraku

Ummi tak tahu kenapa pagi ini kau bersikeras ahmed sampaikan pesan ummi pada abimu
Pergi ke pasar untuk belanja dapur kita
Dimana biasanya Ummi yang melakukannya
katamu,”Biar Ummi di rumah,
Ummi mengaji saja di kamar
Biar Ahmed yang pergi ke pasar
Sekali ini saja.”

Kau sangat bersikeras
Ahmed putraku
Ummi tak ada prasangka padamu
Lelaki kecilku yang dibanggakan Abimu juga aku
Lalu kau pun pergi membawa keping logam tersisa
Untuk ditukar dengan apa saja sekedar hidup hari ini
Ummi lalu kembali larut dalam ayat Quran cinta kita
Kemudian mendadak suara langit menggelegar

Pesawat dari neraka datang lagi
Diikuti dentum keras terdengar
serasa dekat di telinga Ummi
Lalu tiba-tiba saja Ummi merasa khawatir denganmu
lalu bergegas keluar rumah
seperti para tetangga Ummi
Mencari tahu apa yang telah terjadi
semua berlari ke arah pasar tempat kau pergi
Ahmed putraku

Lalu ummi melihatmu terkapar di jalan
Diantara raga-raga tak bergerak lainnya
Kau sekarat disana. Tanganmu saja yang bergerak
Ahmed putraku
Ummi spontan membopongmu mencari pertolongan
Di mulutmu hanya ada suara
Suara yang sangat kita kenal
“Allah! Allah! Allah! Allah!” Lirih Lemah

Tapi menembus kuat hingga langit tertinggi
Dan Allah ternyata memberi cinta di pagi ini padamu
Juga pada Ummi lalu kubisikkan kata di telingamu,

“Putraku tersayang, sampaikan pesan ummi pada abimu di syurga bahwa ummi akan lanjutkan perjuangan kalian . Ummi akan teruskan perlawanan kalian.

Selamat jalan Ahmed anakku terkasih
Selamat jalan syahidku cintaku

Ternyata Allah telah memanggilmu pagi ini
Biarkan Ummi menangis terakhir kalinya
mengantarmu pergi ke taman kehidupan sebenarnya
dimana Abimu menunggu di pintu gerbangNya
Tunggu Ummi ya nak, tunggu
Kita kelak akan bersama lagi seperti dulu …

Laailahailallah Muhammadarrosulullah
Innalillahi wa innailaihirojiuuuwn…

 
;